kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Ekonom Maybank: Dampak Penutupan Selat Hormuz ke Ekonomi RI Masih Moderat


Senin, 30 Juni 2025 / 22:46 WIB
Ekonom Maybank: Dampak Penutupan Selat Hormuz ke Ekonomi RI Masih Moderat
ILUSTRASI. Miniatures of oil barrels and a rising stock graph are seen in this illustration taken January 15, 2024. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Potensi penutupan Selat Hormuz oleh Iran dinilai tidak akan memberikan guncangan besar terhadap Indonesia, terutama dari sisi harga minyak global maupun belanja subsidi energi nasional.

Ekonom Global Markets Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menjelaskan bahwa meskipun Selat Hormuz menjadi jalur sekitar 20% pasokan minyak dunia, dampaknya terhadap lonjakan harga minyak kemungkinan akan tetap terkendali.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil Senin (30/6), Seiring Meredanya Ketegangan Timur Tengah

"Kalaupun harga naik, paling hanya ke kisaran US$78 hingga US$82 per barel. Buat kita itu masih aman dalam konteks belanja subsidi dalam APBN hingga akhir 2025," ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Senin (30/6).

Menurut Myrdal, permintaan minyak global saat ini justru cenderung melemah, seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia.

Salah satu faktor utamanya adalah perlambatan ekonomi Tiongkok, yang merupakan salah satu importir minyak terbesar dunia.

"China sebagai importir terbesar minyak saat ini ekonominya sedang melambat. Selain itu, sektor transportasi global mulai beralih dari bahan bakar minyak ke energi berbasis baterai seperti kendaraan listrik (EV)," jelasnya.

Lebih lanjut, Myrdal menegaskan bahwa dengan asumsi harga minyak dalam APBN 2025 yang dipatok di level US$84 per barel, Indonesia masih memiliki ruang fiskal yang memadai untuk menjaga stabilitas harga bahan bakar dan menahan beban subsidi energi.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok Dipicu Prospek Pasokan OPEC+ yang Lebih Besar

"Kalau pun Iran benar-benar menutup Selat Hormuz, kami perkirakan dampaknya hanya akan mendorong harga minyak mentok di sekitar US$80 per barel," katanya.

Ia menambahkan, pengaruh dari skenario tersebut terhadap perekonomian Indonesia relatif masih moderat.

"Asumsi harga minyak dalam APBN kita ada di US$82 per barel, jadi seharusnya harga BBM masih stabil, dan dampaknya terhadap ekonomi nasional juga terbatas," pungkasnya.

Selanjutnya: BCA Insurance Telah Penuhi Ketentuan Ekuitas Minimum untuk 2026

Menarik Dibaca: Tren Alat Pembersih Multifungsi Meningkat, Tineco Jaring Pasar Global Wet & Dry

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×