kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Ekonom: Inflasi Desember akan di bawah 0,3%


Selasa, 01 Desember 2015 / 18:42 WIB
Ekonom: Inflasi Desember akan di bawah 0,3%


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan pemerintah boleh lega melihat laju inflasi. November, inflasi bulanan 0,21% dan sepanjang tahun ini, inflasi tercatat 2,37%. 

Menurut Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual pada Desember inflasi akan lebih rendah lagi.

David memperkirakan, inflasi Desember tidak akan lebih dari 0,3%. Salah satu faktor yang membuat inflasi lebih rendah dari November adalah kebijakan penyesuaian tarif listrik.

Diperkirakan kenaikan listrik itu memiliki dampak terhadap inflasi sebesar 0,1%. "Meski ada keianaikan karena administered price, tekanannya masih rendah," kata David, Selasa (1/12).

Dengan demikian, sepanjang tahun 2015 ini, Davis perkirakan laju inflasi tidak akan lebih dari 3%. Ada beberapa faktor yang membuat laju inflasi tahun ini rendah.

Pertama, permintaan agregat atas sejumlah barang dan jasa rendah. Ini disebabkan oleh pelambatan pertumbuhan ekonomi.

Kedua, turunnya harga-harga komoditas yang juga dipengaruhi pelambatan ekonomi China. Ketiga, sejumlah kebijakan pemerintah terkait pangan mampu menjaga stabilitas harga di pasar.

Dengan kondisi itu David melihat Bank Indonesia (BI) memiliki ruang yang cukup untuk menurunkan suku bunga. Namun, David berpendapat lebih baik BI menahan terlebih dahulu.

Terutama untuk memastikan kebijakan moneter Bank sentral amerika, The Fed. Selain itu langkah pemerintah China, terkait kebijakan devaluasinya. Begitupun quantitative easing yang dikucurkan Jepang dan Uni Eropa. Dengan sejumlah risiko global tadi, BI dinilai masih harus berhati-hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×