Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah Covid-19 membuat sektor ekonomi dan dunia usaha di Indonesia begitu terpukul. Banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) kelimpungan menghadapi bisnisnya yang terhambat bahkan mungkin tidak bakal selamat.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI Ryan Kiryanto dalam menghadapi situasi seperti ini, pelaku usaha harus lebih aktif menyesuaikan pola bisnis antara lain dengan fokus pada kebutuhan konsumen.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 melambat, begini strategi Kemenkeu
Selain itu, pelaku UMKM mau tidak mau harus berinovasi dan berkreasi baik di level produk maupun layanan sesuai dengan perubahan preferensi dan perilaku konsumen. Kemudian ada baiknya pelaku usaha melakukan penelitian dan pengembangan (research and development) untuk meningkatkan daya tahan ketika krisis melanda.
Ryan juga mengimbau dalam kondisi seperti sekarang tentunya persaingan bisnis akan semakin ketat lantaran daya beli masyarakat yang cenderung melemah.
"Jaga hubungan baik timbal balik dengan vendor, supplier dan distributor. Berhimpun dalam organisasi UMKM sebagai sarana mengembangkan jejaring dan bisnis serta berkolaborasi dengan perbankan sebagai mitra strategis untuk sumber pembiayaan, informasi, dan pendampingan pengembangan usaha," ujarnya dalam video conference di Jakarta, Selasa (5/5).
Pada kesempatan yang sama, praktisi pemberdayaan ekonomi masyarakat, Sigit Iko Sugondo mengatakan, UMKM bisa melakukan beberapa jurus ampuh agar usaha mereka tidak terhambat atau selamat melalui pandemi Covid-19 ini. Jurus Pertama, adalah Kreativitas dan Inovasi.
Baca Juga: Pendapatan tahun ini diramal melemah, ini kata analis soal saham Telkom (TLKM)
Jurus pertama inilah yang akan menjadi kunci dalam menghadapi wabah Covid-19. UMKM harus memahami bahwa durasi pandemi Covid-19 tidak dapat diduga secara pasti, untuk itu tidak perlu panik, dan segera lakukan tindakan penyesuaian.
Kedua, memastikan arus kas (cash flow) terjaga dengan sehat. Arus kas menjadi unsur paling penting dalam bisnis sehingga pemilik usaha harus mampu mengelola uang tunai secara optimal. Ketiga, UMKM harus memahami perubahan perilaku konsumen. Konsumen tidak menghilang, yang terjadi adalah perubahan tempat dan perilaku.