Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Di samping itu, pelaku UMKM harus mengkaji produknya termasuk profil pelanggan yang kecenderungannya berubah-ubah. UMKM juga disarankan untuk menyesuaikan strategi customer relations dan kanal penjualan. Dalam proses itu, perlu dilengkapi pula dengan merencanakan ulang pendapatan dan memangkas anggaran biaya.
"UMKM dalam kondisi pandemi Covid-19 ini harus berkolaborasi, kerjasama usaha hingga dapat meningkatkan efisiensi, berbagi beban kerja dan bahkan mendapatkan ide-ide baru," tuturnya.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 hanya 2,97%, begini respons Kemenko Perekonomian
Lebih lanjut Iko menuturkan, Covid-19 secara tidak langsung telah sanggup menurunkan angka penjualan akibat berkurangnya pelanggan, kesulitan pasokan bahan baku, menurunnya laba yang diperoleh, atau malah menderita kerugian. Akibat wabah Covid-19 ini, pelaku UMKM juga kesulitan membayar angsuran kredit.
Dalam hal keuangan, keuangan UMKM harus menjaga ketersediaan dana untuk pembayaran kewajiban dan atau modal awal usaha pada saat memasuki masa recovery. Strategi lainnya yang dapat dilakukan UMKM adalah dengan bantuan kedaruratan dimana dengan membantu keluarga pelaku UMKM dan pekerja sektor informal yang sama sekali tidak dapat berusaha sehingga mereka kehilangan penghasilan.
Sementara itu, Ryan menambahkan, dampak Covid-19 dialami oleh hampir semua negara yang menjadi daerah pandemi virus mematikan itu, termasuk Indonesia. Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terus meningkat.
Baca Juga: Terdampak corona, begini proyeksi pendapatan Telekomunikasi Indonesia (TLKM) di 2020
“Secara global dampak Covid-19 telah merusak rantai pasokan, menjatuhkan harga komoditas, hingga meningkatnya risiko kehancuran ekonomi global. Secara domestik dampak Covid-19 telah mengurangi pengeluaran diskresioner, penutupan pabrik, hingga larangan berpergian,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News