Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menyatakan, pihaknya memprediksi neraca perdagangan Indonesia pada bulan Maret 2020 akan membaik dan mengalami surplus tipis di kisaran US$ 100 juta - US$ 500 juta.
Menurut Piter, surplus ini disebabkan oleh penurunan impor yang lebih besar apabila dibandingkan dengan penurunan ekspor akibat dari wabah virus Corona (Covid-19) yang meluas.
Baca Juga: Ekonom BNI proyeksikan neraca perdagangan Maret surplus US$ 3,12 miliar
"Penurunan ekspor-impor Indonesia disebabkan oleh turunnya permintaan dari tiga negara mitra dagang terbesar, serta turunnya harga komoditas akibat perlambatan ekonomi global," ujar Piter kepada Kontan.co.id, Senin (13/4).
Turunnya permintaan global ini merupakan akibat dari meluasnya wabah virus Corona. Sementara perlambatan ekonomi yang membuat harga komoditas menurun ini dilatarbelakangi oleh adanya perang harga minyak dunia.
Piter menjelaskan, perbedaan mendasar dari surplus neraca dagang di bulan Februari dan Maret adalah adanya kasus positif Corona dan juga kebijakan social distancing.
Baca Juga: Bea Cukai catat surplus neraca dagang di kuartal I 2020, ini kata ekonom Indef
"Bedanya Februari kita belum ada kasus positif, sedangkan Maret sudah ada kasus dan ada social distancing. Pembatasan pesawat sekaligus mengurangi aliran barang untuk ekspor-impor juga sudah lebih ketat pada bulan Maret," kata Piter.
Sebelumnya Core memproyeksikan pertumbuhan ekspor Indonesia ke tiga negara mitra dagang utama akan menurun di tahun 2020 ini, yaitu Tiongkok, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.
Rinciannya, pertumbuhan ekspor ke Tiongkok di tahun ini hanya bisa tumbuh 1% dikarenakan adanya wabah virus Corona. Angka ini menurun drastis dari pertumbuhan di tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,90%.
Baca Juga: Perlambatan ekonomi diprediksi masih akan menekan pergerakan IHSG Kamis (26/3) besok
Selanjutnya, pertumbuhan ekspor ke AS tahun ini akan turun 2,80% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,70%. Sama halnya dengan ekspor ke Jepang yang diprediksikan akan turun 1,50% dari tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh tipis sebesar 0,40%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News