Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chief Economist PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) Ryan Kiryanto memperkirakan neraca perdagangan pada bulan Maret 2020 akan mengalami surplus senilai US$ 3,12 miliar.
Hal ini disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor-impor dikarenakan terimbas dari wabah virus Corona (Covid-19).
Ryan memprediksi, nilai impor Indonesia di bulan Maret 2020 akan turun sebesar 32,49% secara year-on-year (yoy) dan turun sebesar 21,72% secara month-on-month (mom).
Baca Juga: Walau rupiah melemah, Adaro Energy (ADRO) tak melakukan hedging eksposur valas
Penurunan impor di bulan Maret ini, terjadi baik pada impor minyak dan gas (migas) maupun nonmigas, di mana beberapa sektor mulai terdampak dari wabah virus corona.
"Aktivitas industri pengolahan mulai menurun dengan mulai diberlakukannya pembatasan aktivitas di beberapa wilayah. Demikian juga pada industri transportasi yang mulai menurun drastis, sejak pemerintah mulai membatasi pergerakan manusia," ujar Ryan kepada Kontan.co.id, Senin (13/4).
Sementara itu, kinerja ekspor Indonesia di bulan Maret 2020 juga diprediksi akan turun sebanyak 13,6% yoy dan turun sebesar 12,41% mom.
Baca Juga: Di tengah pandemi Corona, Intikeramik (IKAI) siapkan fasilitas isolasi diri di hotel
Menurut Ryan, kinerja ekspor Indonesia di bulan Maret masih tertahan oleh turunnya harga-harga komoditas dan penurunan permintaan di negara-negara terdampak Corona.
"Penurunan ini diakibatkan karena berkurangnya aktivitas manufaktur di berbagai negara tersebut," kata Ryan.
Seperti diketahui, pada bulan Februari lalu nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar US$ 13,94 miliar dan impor sebesar US$ 11,6 miliar. Sementara itu, Ryan memprediksi nilai ekspor Indonesia di bulan Maret 2020 sebesar US$ 12,20 miliar dan impor sebesar US$ 9,08 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News