Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Reform on Economics (Core) Indonesia memprediksi kontraksi impor pada 2020 akan membaik. Meski begitu, ada perbaikan kinerjanya masih akan terbatas.
Sebelumnya, menilik ke tiga kuartal awal tahun 2019, pertumbuhan impor terbatas karena kondisi global. Bahkan pada tiga kuartal tersebut, impor telah terkontraksi hingga 9,1% (yoy).
Baca Juga: JP Morgan ramal pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini 4,9%, simak pertimbangannya
Kontraksi terdalam terjadi pada impor bahan baku penolong, yakni sebesar 11,2% (yoy). Ini mengindikasikan penurunan yang cukup besar pada aktivitas produksi dalam negeri. Sementara itu, kontraksi juga terlihat pada impor barang modal sebesar 6% dan barang konsumsi yang sebesar 8,5%.
Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal mengatakan, pada 2020 nanti, perbaikan kontraksi impor disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, impor bahan baku dan penolong sudah mengalami penurunan tajam pada 2019. Dengan demikian, ada potensi untuk kinerjanya akan membaik.
"Kalau misalnya ada kontraksi, angkanya nanti akan lebih moderat," kata Faisal dalam paparannya terkait proyeksi ekonomi 2020 pada Rabu (20/11) di Jakarta.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 diprediksi turun 4,9%-5,1%, ini penyebabnya