Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksikan prospek ekspor Indonesia bisa tumbuh 7% sampai 9% year on year (yoy) di semester II 2021.
Sebab, kata Bhima tren harga terus meningkat dan turut disupport oleh negara yang restarting ekonomi cepat di tengah krisis pandemic Covid-19 yang melanda Indonesia bahkan dunia saat ini.
“China sudah lebih dulu keluar dari resesi pada 2020 dengan pertumbuhan ekonomi positif dan impor tumbuh 51% bulan Mei 2021. Kebutuhan industri mobil listrik dan baterai di China mendorong naiknya harga komoditas secara internasional,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Kamis (29/7).
Baca Juga: Sektor manufaktur dan properti tanah air tergolong tangguh menghadapi pandemi
Lebih lanjut, kata Bhima selain China, terdapat juga Amerika Serikat dan kawasan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang permintaan ekspornya naik 28,4% yoy sepanjang Januari sampai Juni 2021.
Bhima menyebut, terdapat beberapa potensi ekspor dari Indonesia yang bisa mendorong kinerja ekspor misalnya, harga Lithium tumbuh 91,4%, batubara 83,7%, tembaga naik 27,3%, nikel naik 18% sejak awal tahun (year to date), disusul komoditas perkebunan Kopi 56,3%, Kapas 16,9%, hingga teh 16,3%.
“Sumber data harga komoditas di Trading Economics per 29 Juli 2021, saya proyeksikan sepanjang tahun pertumbuhan ekspor kita bisa sampai 8,5% yoy,” tandasnya.
Selanjutnya: Ini alasan S&P pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
