Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Langkah Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,50% dinilai Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto sebagai langkah strategis dan taktis dalam pilihan waktu yang tepat.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa BI menurunkan suku bunga acuan dengan pertimbangan inflasi yang masih stabil, posisi yield surat utang domestik yang masih kompetitif dan atraktif, serta perlu ada kebijakan moneter untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.
Menanggapi hal ini, Ryan menyatakan bahwa alasan tersebut wajar dan dapat diterima dengan baik oleh pelaku pasar.
Baca Juga: Saham BBRI sempat menggeliat saat BI umumkan pangkas suku bunga
"Langkah ini juga diyakini akan berdampak positif bagi sektor keuangan perbankan dan sektor riil dan diharapkan bisa menjadi stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada tahun ini," kata Ryan.
Ini juga dinilai sebagai langkah pre-emptive BI dalam mewaspadai melemahnya perekonomian global, sehingga BI merasa perlu untuk menjaga ketahanan ekonomi domestik dengan menetapkan suku bunga acuan yang akomodatif (dovish).
Ryan lalu menambahkan, bahwa pemerintah juga perlu menghadirkan kebijakan fiskal agar kebijakan moneter BI yang akomodatif ini menjadi lebih kuat dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Menimbang untung-rugi pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News