Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri meyakini keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atawa BI 7 Day Reserve Repo Rate (BI7DRRT) di level 3,50% merupakan hal yang tepat untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dan menjadi risiko pasar keuangan.
“Upaya ini untuk mendukung pemulihan ekonomi, sembari BI akan menjaga stabilitas di pasar finansial dan stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada Kontan.co.id, Selasa (21/9).
Dia menambahkan, pemulihan ekonomi ke depan-nya tak melulu mulus. Pasalnya, dalam beberapa waktu ke depan masih terlihat risiko terutama dari pasar keuangan dan nilai tukar rupiah.
Hal ini terkait rencana pengurangan likuiditas (tapering off) dari Federal Reserve dan krisis di pasar modal akibat default Evergrande, raksasa properti asal China, yang menjadi tantangan tersendiri.
Namun, dengan stance kebijakan saat ini, yaitu dengan injeksi likuiditas dan dengan suku bunga yang bergerak rendah, Faisal optimistis ini tak hanya menjaga pertumbuhan ekonomi, tetapi juga bisa menahan keluarnya aliran modal asing sehingga menjaga stabilitas pasar keuangan domestik.
Baca Juga: BI perkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) 2021 di kisaran 0,6%-1,4% PDB
Selain itu, Faisal melihat kondisi perekonomian domestik masih cukup terjaga, yaitu dengan inflasi yang rendah dan defisit transaksi berjalan atawa current account deficit (CAD) yang masih terjaga. Melandai-nya CAD ini juga menjaga ketahanan eksternal Indonesia tetap apik.
Ke depan, Faisal memperkirakan suku bunga acuan masih akan berada di level 3,50% hingga akhir tahun 2021.
BI juga akan menggunakan stance kebijakan tak hanya suku bunga acuan, tetapi dengan quantitative easing (QE) maupun kebijakan makroprudensial untuk menjaga pemulihan ekonomi.
“Kami yakin stance kebijakan moneter dari BI juga akan lebih responsif dan antisipatif terhadap kondisi pasar finansial global dan pemulihan ekonomi,” tandas Faisal.
Selanjutnya: Sektor-sektor saham ini mengalap berkah di era suku bunga rendah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News