kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ekonom: Belanja barang tahun 2020 bisa ditekan dengan memangkas alat tulis kantor


Senin, 13 Mei 2019 / 16:56 WIB
Ekonom: Belanja barang tahun 2020 bisa ditekan dengan memangkas alat tulis kantor


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai instruksi presiden, pemerintah berencana meningkatkan belanja modal pada tahun 2020. Hal ini dilakukan dengan cara menekan belanja barang sesuai tahun anggaran 2015.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menjelaskan pemerintah bisa menekan anggaran belanja barang namun angkanya tidak bisa disamakan dengan tahun 2015. Angka anggaran belanja barang pada tahun tersebut adalah sebesar Rp 233,3 triliun. Sebab belanja barang memiliki efek multiplier dalam jangka pendek.

"Belanja modal tidak memberi efek multiplier dalam jangka pendek, tapi jangka panjang tentu akan mendorong perekonomian," ujar Lana.

Dalam melakukan perampingan belanja barang, pemerintah harus berhati-hati dalam menimbang. Pertimbangan tersebut terkait kepentingan APBN atau keseimbangan pembangunan. "Saat ada larangan rapat di luar kota, hunian hotel dan oleh-oleh drop," ujar Lana.

Untuk itu, terkait belanja barang yang lebih efisien Lana menyarankan memangkas dana untuk alat tulis kantor (ATK) terutama penggunaan kertas. Menurutnya ini upaya efektif karena selama ini pengawasan terhadap biaya ATK lemah. Sejalan dengan itu, pemerintah bisa memanfaatkan teknologi yang sudah memadai.

Lana juga menambahkan, tahun depan penerimaan negara masih berpotensi melambat. Kondisi tersebut disebabkan adanya potensi perlambatan global yang bisa menekan kinerja ekspor. Ini mempengaruhi penerimaan dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Perlambatan di sisi penerimaan, untuk lihat alokasinya akan lebih mudah untuk membiayai belanja barang dibandingkan belanja modal," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×