kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.009.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.440   10,00   0,06%
  • IDX 7.802   65,52   0,85%
  • KOMPAS100 1.089   10,48   0,97%
  • LQ45 793   4,55   0,58%
  • ISSI 266   4,02   1,53%
  • IDX30 411   2,13   0,52%
  • IDXHIDIV20 477   2,24   0,47%
  • IDX80 120   1,29   1,08%
  • IDXV30 131   2,92   2,28%
  • IDXQ30 132   0,22   0,17%

Ekonom: Belanja barang tahun 2020 bisa ditekan dengan memangkas alat tulis kantor


Senin, 13 Mei 2019 / 16:56 WIB
Ekonom: Belanja barang tahun 2020 bisa ditekan dengan memangkas alat tulis kantor


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sesuai instruksi presiden, pemerintah berencana meningkatkan belanja modal pada tahun 2020. Hal ini dilakukan dengan cara menekan belanja barang sesuai tahun anggaran 2015.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menjelaskan pemerintah bisa menekan anggaran belanja barang namun angkanya tidak bisa disamakan dengan tahun 2015. Angka anggaran belanja barang pada tahun tersebut adalah sebesar Rp 233,3 triliun. Sebab belanja barang memiliki efek multiplier dalam jangka pendek.

"Belanja modal tidak memberi efek multiplier dalam jangka pendek, tapi jangka panjang tentu akan mendorong perekonomian," ujar Lana.

Dalam melakukan perampingan belanja barang, pemerintah harus berhati-hati dalam menimbang. Pertimbangan tersebut terkait kepentingan APBN atau keseimbangan pembangunan. "Saat ada larangan rapat di luar kota, hunian hotel dan oleh-oleh drop," ujar Lana.

Untuk itu, terkait belanja barang yang lebih efisien Lana menyarankan memangkas dana untuk alat tulis kantor (ATK) terutama penggunaan kertas. Menurutnya ini upaya efektif karena selama ini pengawasan terhadap biaya ATK lemah. Sejalan dengan itu, pemerintah bisa memanfaatkan teknologi yang sudah memadai.

Lana juga menambahkan, tahun depan penerimaan negara masih berpotensi melambat. Kondisi tersebut disebabkan adanya potensi perlambatan global yang bisa menekan kinerja ekspor. Ini mempengaruhi penerimaan dari pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

"Perlambatan di sisi penerimaan, untuk lihat alokasinya akan lebih mudah untuk membiayai belanja barang dibandingkan belanja modal," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×