Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memproyeksikan neraca dagang Indonesia akan mencatatkan surplus sebesar US$ 2,45 miliar pada periode April 2025.
Menurutnya surplus neraca dagang April akan melambat dari bulan sebelumnya, yang disebabkan oleh kenaikan proporsi impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor, dengan perincian ekspor tumbuh 3,58% secara tahunan (year on year/YoY) namun terkontraksi dalam secara bulanan (month to month/MoM) sebesar 12,61%.
Dari sisi impor, David memperkirakan akan tumbuh 5,73% yoy namun terkontraksi sebesar 5,58% pada April 2025.
Lebih lanjut David menjelaskan perlambatan surplus neraca perdagangan RI disebabkan karena harga komoditas ekspor banyak yang turun tajam terutama gas, metal seperti nickel, copper, tin, lalu perkebunan seperti komoditas CPO, karet, kopi, cocoa (tapi cocoa MoM nya naik).
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Diperkirakan Menyusut pada April 2025
"Penurunan tajam komoditas ekspor tersebut dibandingkan komoditas impor minyak, gandum yang turun," ungkap David kepada Kontan, Rabu (14/5).
Di sisi lain, secara bulanan (month to month/MoM) impor turun jauh karena faktor seasonal Lebaran yang dikarenakan hari kerja lebih sedikit dan impor lebih banyak di bulan Ramadan sebelumnya.
"Nilai ekspor/impor secara tahunan sedikit accelerate karena ada efek low base di April tahun lalu yang relatif sangat rendah," jelas David.
Sebagai informasi, pada Maret lalu, neraca perdagangan RI masih mampu surplus sebesar US$ 4,43 miliar. Angka ini meningkat US$ 1,23 miliar dibandingkan bulan Februari sebelumnya. Dengan demikian, Indonesia telah mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Selanjutnya: MTEL dan MBMA Masuk MSCI Indonesia Small Cap, Geser HRUM, INDY, SMRA, WIKA
Menarik Dibaca: Cara Menjaga Asam Urat Normal Wanita, Ini Menu Restoran yang Aman Dikonsumsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News