Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diproyeksi kembali mengerek suku bunga acuan pada tengah pekan ini. Sekedar mengingatkan, BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk menentukan suku bunga acuan pada 21-22 Desember 2022 mendatang.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, kenaikan suku bunga acuan pada bulan ini sebesar 25 basis poin (bps). Kendati kembali naik, David mengatakan kenaikan suku bunga acuan di akhir tahun 2022 tak setinggi perkiraan semula.
“Saya perkirakan awalnya naik 50 bps lagi. Namun, dengan kondisi terkini, kenaikan suku bunga acuan kemungkinan besar sekitar 25 bps,” tutur David kepada Kontan.co.id, Minggu (18/12).
Ini didorong oleh beberapa indikator makro yang lebih baik dari perkiraan. Seperti, inflasi yang di bawah ekspektasi.
Baca Juga: Sejumlah Ekonom Prediksi BI Kembali Kerek Suku Bunga Acuan pada Desember 2022
David memperkirakan, inflasi pada akhir tahun 2022 akan di bawah 6% yoy. Sebelumnya, ia sempat khawatir inflasi di tahun ini akan berada di atas 6%.
Selain itu, melihat kondisi eksternal, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) pada pekan lalu menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Ini melandai, bila dibandingkan dengan kenaikan pada bulan-bulan sebelumnya yang mencapai 75 bps.
Lebih lanjut, tren kenaikan suku bunga BI masih akan terjadi pada tahun 2023. Namun, David belum bisa memastikan berapa besar kenaikan suku bunga acuan. Arah kebijakan suku bunga BI akan terpengaruh dengan beberapa hal, seperti arah suku bunga The Fed dan kondisi inflasi dalam negeri.
Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Capai 5,50% pada Akhir Tahun 2022
“Suku bunga acuan Indonesia berpeluang naik, tetapi BI akan mempertimbangkan hal itu. Yang terpenting, spread dengan mata uang terutama dolar AS harus tetap dipertahankan untuk menarik,” tandas David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News