kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom BCA: Batas minimal swap valas perlu diturunkan


Minggu, 05 Agustus 2018 / 21:24 WIB
Ekonom BCA: Batas minimal swap valas perlu diturunkan
ILUSTRASI. Seorang teller menunjukan mata uang dollar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) untuk menekan biaya swap valas untuk mendorong konversi devisa hasil ekspor (DHE) dalam bentuk valas ke rupiah, disambut baik sejumlah kalangan. Namun, menekan biaya saja tak cukup. Bank sentral juga dinilai perlu untuk menurunkan batasan minimal swap valas.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, eksportir besar telah menikmati fasilitas swap valas. Sebab, batasan minimal swap valas saat ini sekitar US$ 10 juta per hari. Sayangnya, DHE yang telah masuk dan telah dikonversi ke rupiah, masih sedikit.

Berdasarkan data BI, DHE yang telah terparkir di dalam negeri mencapai sekitar 80%-81%. Sayangnya, yang dikonversi ke rupiah hanya sekitar 15% saja. "Mungkin yang belum ter-capture itu eksportir menengah sehingga menurut saya mungkin limitnya harus diturunkan," kata David kepada KONTAN, Minggu (5/8).

Jika BI bisa menjangkau mereka, maka suplai valas juga akan bertambah. "Banyak sekali eksportir menengah kecil di daerah. Banyak yang terkait hasil alam dan manufaktur yang mengekspor langsung. Daya belinya juga lumayan," tambah David.

Sejak awal tahun hingga akhir Juni lalu, cadangan devisa telah tergerus hingga US$ 10,4 miliar karena tekanan di pasar keuangan dalam negeri. Pada Jumat (3/8) lalu, nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.503 per dollar AS berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR).

Menurut David, kondisi eksternal yang masih sulit diprediksi adalah kebijakan The Fed dan perang dagang AS-China. Dua hal ini akan menjadi penyebab utama gejolak nilai tukar rupiah ke depan. Perkiraannya, rupiah akan berada di kisaran Rp 14.200-Rp 14.600 per dollar AS di akhir tahun ini.

Project Consultant Asian Development Bank Institute Eric Sugandi juga menilai, batas minimal transaksi swap valas perlu diturunkan untuk memfasilitasi kebutuhan nasabah yang ingin melakukan swap dalam jumlah yang lebih rendah.

Namun menurut Eric, keputusan swap, tetap berada di tangan nasabah. Kemungkinan, banyak nasabah yang masih melihat risiko pelemahan rupiah ke depan hingga nasabah yang ingin mengelola DHE-nya secara lebih sederhana dan memilih untuk tidak mengonversi ke rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×