kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ekonom Bank Permata proyeksikan neraca perdagangan Juli 2021 surplus US$ 2,3 miliar


Jumat, 13 Agustus 2021 / 15:31 WIB
Ekonom Bank Permata proyeksikan neraca perdagangan Juli 2021 surplus US$ 2,3 miliar
ILUSTRASI. Suasana bongkar muat di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta. KoNTAN/Baihaki/16/6/2021


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan pada bulan Juli 2021 diperkirakan tercatat surplus US$ 2,3 miliar, meningkat dari surplus di bulan sebelumnya sebesar US$ 1,32 miliar.

“Peningkatan surplus pada Juli 2021 disebabkan oleh penurunan impor secara bulanan, diikuti oleh kenaikan ekspor,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (13/8).

Menurutnya, kenaikan ekspor akan didorong oleh meningkatnya harga komoditas utama ekspor Indonesia, seperti batu bara dan crude plam oil (CPO), yang masing-masing naik sebesar 16,93% mtm dan 4,74% mtm. Kenaikan nilai ekspor juga terbatasi oleh melambatnya aktivitas manufaktur di beberapa negara/kawasan mitra dagang Indonesia, seperti Tiongkok, Jepang, dan Eurozone.

Baca Juga: Celios prediksi neraca dagang Juli turun karena rendahnya aktivitas ekspor

Josua mengatakan, tercatat Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Tiongkok turun ke level 50,3, Jepang turun ke 48,8, sementara Eurozone turun ke 62,8. Dengan begitu secara tahunan, pertumbuhan ekspor diperkirakan mencapai 35,82% yoy.

Menurutnya si sisi lain, impor Indonesia diperkirakan turun seiring dengan penurunan aktivitas manufaktur Indonesia, yang tercermin dari turunnya PMI Manufaktur Indonesia yang turun ke level 40,1 dari sebelumnya 53,5.

“Penurunan aktivitas manufaktur diakibatkan oleh diberlakukannya PPKM darurat sejak bulan Juli. Secara tahunan, pertumbuhan impor diproyeksikan masih tinggi karena adanya low-base effect di tahun 2020. Pertumbuhan impor diprediksi tercatat 55,73% yoy,” pungkasnya.

Selanjutnya: Gubernur BI: Mobilisasi wakaf produktif penting mendorong ekonomi keuangan syariah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×