Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan neraca perdagangan pada bulan Juli 2021 diperkirakan tercatat surplus US$ 2,3 miliar, meningkat dari surplus di bulan sebelumnya sebesar US$ 1,32 miliar.
“Peningkatan surplus pada Juli 2021 disebabkan oleh penurunan impor secara bulanan, diikuti oleh kenaikan ekspor,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (13/8).
Menurutnya, kenaikan ekspor akan didorong oleh meningkatnya harga komoditas utama ekspor Indonesia, seperti batu bara dan crude plam oil (CPO), yang masing-masing naik sebesar 16,93% mtm dan 4,74% mtm. Kenaikan nilai ekspor juga terbatasi oleh melambatnya aktivitas manufaktur di beberapa negara/kawasan mitra dagang Indonesia, seperti Tiongkok, Jepang, dan Eurozone.
Baca Juga: Celios prediksi neraca dagang Juli turun karena rendahnya aktivitas ekspor
Josua mengatakan, tercatat Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Tiongkok turun ke level 50,3, Jepang turun ke 48,8, sementara Eurozone turun ke 62,8. Dengan begitu secara tahunan, pertumbuhan ekspor diperkirakan mencapai 35,82% yoy.
Menurutnya si sisi lain, impor Indonesia diperkirakan turun seiring dengan penurunan aktivitas manufaktur Indonesia, yang tercermin dari turunnya PMI Manufaktur Indonesia yang turun ke level 40,1 dari sebelumnya 53,5.
“Penurunan aktivitas manufaktur diakibatkan oleh diberlakukannya PPKM darurat sejak bulan Juli. Secara tahunan, pertumbuhan impor diproyeksikan masih tinggi karena adanya low-base effect di tahun 2020. Pertumbuhan impor diprediksi tercatat 55,73% yoy,” pungkasnya.
Selanjutnya: Gubernur BI: Mobilisasi wakaf produktif penting mendorong ekonomi keuangan syariah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News