Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi diproyeksi kembali terjadi pada bulan April 2022. Peningkatan harga yang didorong oleh seluruh komponen diperkirakan mengerek posisi inflasi di bulan ini.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, salah satu komponen yang akan menjadi penyumbang terbesar adalah kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11%.
Kenaikan PPN menjadi 11% ini berpotensi menyumbang inflasi pada April 2022 sebesar 0,3% hingga 0,35% dari inflasi Maret 2022 yang sebesar 0,66% mtm.
Karena itu, Josua memproyeksikan, inflasi April 2022 capai 0,96% - 1,01% mtm karena adanya kenaikan tarif PPN jadi 11%.
“Implementasi kenaikan tarif PPN sebesar 1% menjadi 11% berpotensi mendorong tambahan inflasi sekitar 0,3% - 0,35% meskipun pengenaan kenaikan tarif PPN tersebut tidak dikenakan pada sebagian besar barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan rakyat banyak,” ujar Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (1/4).
Baca Juga: BPS: Inflasi Maret 2022 Sebesar 0,66% mom
Selain itu, pemerintah juga menaikkan harga Pertamax sebesar 39% menjadi Rp 12.500 per liter pada awal bulan April. Hal ini dinilai juga berpotensi mendorong lonjakan inflasi.
“Inflasi harga bergejolak diperkirakan akan tetap tinggi sejalan dengan permintaan komoditas pangan yang meningkat pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri,” tambahnya.
Sementara itu, Josua juga memperkirakan inflasi inti akan meningkat sejalan dengan kenaikan inflasi sisi permintaan pada bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2022.
“Jadi secara umum, inflasi bulan April diperkirakan berkisar 3,3%-3,5% yoy,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













