kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Ekonom Bank Permata prediksi pertumbuhan tahun ini di kisaran 4,1% - 4,5%


Minggu, 22 Maret 2020 / 21:41 WIB
Ekonom Bank Permata prediksi pertumbuhan tahun ini di kisaran 4,1% - 4,5%
ILUSTRASI. JAKARTA,14/01-RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH. Aktivitas bongkar muat kapal terlihat dari udara di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (14/01). Pemerintah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pada RPJMN terseb


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona (Covid-19) yang menyebar tak hanya memakan korban jiwa, tetapi juga menggerogoti perekonomian global, negara-negara, termasuk Indonesia. Bank Permata memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini hanya akan sebesar 4,1% - 4,5%.

"Perekonomian Indonesia pada tahun 2020 akan menghadapi tantangan dari Covid 19 yang signifikan mempertimbangkan status Covid 19 yang sudah dinyatakan pandemi global sehingga dampak penyebarannya meluas," kata Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Sabtu (22/3).

Josua menambahkan, transmisi dampak wabah ini terhadap perekonomian Indonesia memengaruhi sisi produksi dan sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta sektor-sektor yang menyokong pertumbuhan ekonomi domestik.

Baca Juga: BI pangkas suku bunga, begini rekomendasi untuk saham perbankan

Seperti contohnya konsumsi rumah tangga. Seperti yang diketahui, konsumsi rumah tangga merupakan roda penggerak perekonomian yang terbesar. Bahkan, di sepanjang tahun lalu, sektor ini berkontribusi lebih dari 50% untuk perekonomian Indonesia.

Dengan adanya wabah ini, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan akan melambat disebabkan oleh daya beli masyarakat yang cenderung menurun mengingat beberapa sektor ekonomi akan terkena dampak yang cukup signifikan, seperti industri manufaktur, perdagangan, pariwisata, serta subsektor turunannya.

"Bahkan, beberapa provinsi yang merupakan daerah tujuan wisata juga berpotensi menurun. Tingkat pertumbuhan konsumsi cenderung melambat setidaknya pada semester I tahun 2020," tambah Josua.

Demikian juga dengan investasi di tahun ini diperkirakan akan melambat sejalan dengan terganggunya global value chain dan prospek ekspor ke pasar global. Ini juga terlihat dari impor barang modal selama dua bulan pertama tahun ini yang terkontraksi sekitar 10,6% yoy dari periode yang sama tahun lalu. Demikian juga dengan bahan baku turun 4,8% yoy.

Sementara itu, kinerja ekspor barang dan jasa juga berpotensi menurun. Khususnya ekspor jasa untuk pariwisata akibat langkah lockdown yang diambil sejumlah negara. Prospek ekspor barang juga diperkirakan melambat seiring dengan perlambatan volume perdagangan global.

Baca Juga: Menko Airlangga yakin stimulus Covid-19 tidak buat pertumbuhan ekonomi 0%

Meski begitu, Pemerintah telah menggelontorkan sejumlah stimulus fiskal bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, Bank Indonesia (BI) juga telah hadir dengan pelonggaran moneter. Dengan adanya kebijakan-kebijakan tersebut, Josua berharap mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada semester II-2020.

"Stimulus fiskal melalui bantuan sosial melalui tambahan insentif kartu sembako, tambahan subsidi bunga perumahan, serta masih berlanjutnya Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non Tunai, serta kartu pra kerja diharapkan mampu menjaga konsumsi masyarakat," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×