kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.889.000   43.000   2,33%
  • USD/IDR 16.809   -5,00   -0,03%
  • IDX 6.286   31,64   0,51%
  • KOMPAS100 898   6,04   0,68%
  • LQ45 708   0,97   0,14%
  • ISSI 195   1,77   0,92%
  • IDX30 373   -0,05   -0,01%
  • IDXHIDIV20 451   -0,53   -0,12%
  • IDX80 102   0,58   0,57%
  • IDXV30 107   0,91   0,86%
  • IDXQ30 122   -0,78   -0,63%

Ekonom Bank Permata prediksi neraca dagang Maret defisit sebesar US$ 464 juta


Minggu, 14 April 2019 / 13:06 WIB
Ekonom Bank Permata prediksi neraca dagang Maret defisit sebesar US$ 464 juta


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi neraca perdagangan Maret 2019 akan defisit sebesar US$ 464 juta. Defisit ini disebabkan laju ekspor yang terkontraksi dan laju impor yang tumbuh melambat.

Ia memperkirakan, laju ekspor terkontraksi turun 14,65% secara tahunan. Sementara, laju impor diperkirakan tumbuh melambat 4,81% secara tahunan. Sedangkan laju impor secara bulanan cenderung meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.

"Hal ini terindikasi dari aktivitas manufaktur Indonesia bulan Maret yang tercatat meningkat menjadi 51,2 dari bulan sebelumnya 50,1," jelas Josua saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (13/4).

Kenaikan indeks manufaktur domestik mengindikasikan kebutuhan impor bahan baku cenderung meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, peningkatan nilai impor bulan Maret juga terefleksi dari peningkatan ekspor Tiongkok ke Indonesia yang tercatat tumbuh 68% dari bulan sebelumnya yang terkontraksi 40%.

Di sisi lain, ekspor cenderung masih terkontraksi di tengah tren penurunan harga komoditas ekspor seperti kelapa sawit yang turun 4,5% secara bulanan dan batubara turun 3,4% secara bulanan. "Sehingga akan menekan kinerja ekspor Indonesia dari sisi harga," imbuh dia.

Sementara itu, dari sisi volume, ekspor Indonesia diperkirakan tertahan oleh penurunan indikator aktivitas manufaktur mitra dagang utama Indonesia seperti Kawasan Euro, Amerika Serikat, Jepang dan India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×