Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata memprediksi kalau Bank Indonesia (BI) akan mempertahankan suku bunga acuannya, setelah pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI November 2020 lalu, suku bunga acuan diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 37,5%.
“Kebijakan suku bunga acuan BI yang tetap di level 3,75% diperkirakan masih konsisten untuk menjaga stabilitas rupiah serta menjangkar ekspektasi inflasi dalam jangka pendek,” ujar kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Rabu (16/12).
Dari sisi rupiah, Josua melihat kalau volatilitas rupiah cenderung menurun sejak awal Desember 2020. Ditopang dengan sentimen risiko yang cenderung membaik.
Baca Juga: Utang luar negeri RI meningkat, begini pandangan ekonom Indef
Apalagi, setelah ada kabar mulai siapnya vaksin di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Pemerintah sendiri, juga telah berkomitmen untuk mendorong proses vaksinasi pada semester I tahun 2021.
“Penurunan volatilitas tersebut mendukung stabilnya nilai tukar rupiah dalam jangka pendek,” tambah Josua.
Dari sisi inflasi, inflasi hingga akhir tahun 2020 diperkirakan juga akan cenderung rendah dan bahkan berada di bawah kisaran sasaran bank sentral yang sebesar 2% - 4%.
Akan tetapi, inflasi di tahun 2021 diperkirakn Josua akan cenderung meningkat, sejalan dengan ekspektasi pemulihan sisi permintaan perekonomian sehingga mendorong inflasi akan kembali ke kisaran sasaran bank sentral.
Lebih lanjut, Josua melihat kalau transmisi penurunan suku bunga acuan BI masih akan terus berlanjut dalam jangka pendek. Sehingga, ini bisa mendukung pemulihan pelaku usaha baik UMKM dan korporasi.
“Yang akan mendorong proses pemulhian ekonomi Indonesia di tahun 2021,” tandasnya.
Selanjutnya: Neraca dagang dan RDG BI jadi penopang IHSG, cermati saham ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News