kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ekonom Bank Permata memprediksi neraca dagang Desember 2019 defisit US$ 410 juta


Selasa, 14 Januari 2020 / 15:38 WIB
Ekonom Bank Permata memprediksi neraca dagang Desember 2019 defisit US$ 410 juta
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/1). Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor melonjak hingga dua digit pada 2020 mendatang. Nilai ekspor pada triwulan III 2019 hanya sebesar 0,02%. Pertumbuhan tersebut


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan pada bulan Desember 2019 diperkirakan akan mengalami defisit. Ekonom Bank Permata memprediksi neraca dagang pada bulan tersebut akan defisit sebesar US$ 410 juta.

"Defisit perdagangan dipengaruhi oleh kecenderungan musiman impor yang lebih tinggi pada bulan Desember," ujar Ekonom Bank Permata Josua Pardede pada Kontan.co.id, Selasa (14/1).

Laju impor pada bulan Desember 2019 tersebut diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 4,73% yoy. Penurunan ini lebih rendah dari penurunan pada bulan November 2019 yang sebesar 9,24% yoy.

Baca Juga: Dua ekonom ini beberkan dampak meningkatnya tensi AS-Iran ke Indonesia

Hanya saja, bila dilihat secara bulanan, Josua memprediksi laju impor akan lenih rendah dibandingkan bulan November 2019. Pergerakan ini disebabkan oleh adanya kenaikan harga minyak sebesar 10,68% yang mendorong kenaikan impor minyak dan gas (migas) secara bulanan.

Tetapi, Josua juga melihat pergerakan impor bulanan terhalang oleh kontraksi dari impor non-migas yang disebabkan oleh industri manufaktur Indonesia yang masih mengalami penurunan.

Meski impor mengalami peningkatan, Josua pun melihat pada ekspor pada akhir tahun 2019 tersebut sebenarnya cenderung meningkat. Hal ini disebabkan oleh peningkatan harga komoditas ekspor serta volume ekspor.

Baca Juga: Rupiah kian mempesona

Secara terperinci, laju ekspor diperkirakan akan sebesar 0,74% yoy. Capaian ini didorong oleh kenaikan harga komoditas secara rata-rata pada bulan Desember 2019, seperti harga crude palm oil (CPO) yang naik 15,95% mom dan karet alam yang naik 6,03% mom.

Selain harga komoditas yang meningkat, volume ekspor pun diperkirakan akan meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas manufaktur dari seluruh mitra dagang Indonesia, seperti Uni Eropa (UE), China, Jepang, India, dan negara di kawasan Asia Tenggara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×