kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Mandiri prediksi inflasi di semester II 2021 sebesar 2,28%


Selasa, 13 Juli 2021 / 16:16 WIB
Ekonom Bank Mandiri prediksi inflasi di semester II 2021 sebesar 2,28%
ILUSTRASI. Ekonom Bank Mandiri prediksi inflasi di semester II 2021 sebesar 2,28%


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memprediksi inflasi di semester II 2021 akan ada dikisaran 2,28%.

“Kami memprakirakan inflasi akhir tahun ini akan berada di level 2,28%, berada di rentang target inflasi BI yg sebesar 2% - 4% namun di bawah titik tengahnya atau 3%. Walau demikian, prakiraan inflasi tersebut masih lebih tinggi dari posisi tahun lalu, yaitu di 1,68% seiring dengan proses pemulihan ekonomi,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id (13/7).

Faisal mengatakan, faktor pendorong inflasi di semester II 2021 adalah inflasi Wholesale Price Index atau Indeks Harga Grosir yang sudah berada di atas inflasi Consumer Price Index. Hal ini beriringan dengan naiknya harga-harga komoditas dan adanya kelangkaan pada bahan baku.

Artinya, Faisal bilang, tekanan dari sisi biaya produksi barang-barang sudah cukup tinggi sehingga ada potensi cost push inflation akan terjadi.

Baca Juga: Pemerintah proyeksikan inflasi tahun 2021 ada di kisaran 1,8%-2,5%

Akan tetapi, bisa saja tidak akan sebesar perkiraan sebelumnya akibat adanya risiko pelemahan demand akibat PPKM darurat. Selain itu, uang beredar (M2) juga terus tumbuh seiring dengan stimulus ekonomi yang diberikan guna menjaga proses pemulihan ekonomi Indonesia.

Akan tetapi, Faisal mengatakan faktor penekan inflasi ke bawah memang juga meningkat seiring dengan pemberlakuan PPKM darurat yang to certain degree yang pasti akan mengurangi demand. Sehingga akan melemahkan potensi demand pull inflation yg biasa terjadi pada proses pemulihan.

“Sebenarnya daya beli masyarakat masih terjaga namun pemberlakuan PPKM darurat akan mengurangi mobilitas masyarakat yang artinya akan melemahkan tingkat permintaan yang berujung pada menurunnya money velocity,” sambung Faisal.

Lebih lanjut, Faisal mengatakan penerapan PPKM darurat ini lebih akan membatasi reasons to spending terutama pada masyarakat menengah atas dan pada konsumsi tersier atau yg berhubungan dengan  leisure atau entertainment dan travel.

Selain itu, insentif perpajakan pada properti dan otomotif yg diperpanjang sampai akhir tahun juga akan menekan laju kenaikan inflasi. Harga emas yg relatif lebih rendah dibanding tahun lalu akibat adanya sinyal akselerasi pemulihan ekonomi global juga dapat menjadi faktor penekan inflasi di tahun ini, tutupnya. 

Selanjutnya: Ekonom CORE prediksi inflasi 2021 di kisaran 2,5%-3% jika PPKM Darurat diperpanjang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×