kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ekonom Bank Danamon Tetap Optimistis Inflow akan Berlanjut, Ini Alasannya


Minggu, 08 September 2024 / 17:19 WIB
Ekonom Bank Danamon Tetap Optimistis Inflow akan Berlanjut, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Petugas memeriksa tumpukan uang di Cash Center Bank Mandiri. Pada pekan pertama September 2024, Indonesia mencatatkan keluarnya dana asing atau capital outflow sebesar Rp 2,49 triliun. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/16.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada pekan pertama September 2024, Indonesia mencatatkan keluarnya dana asing atau capital outflow sebesar Rp 2,49 triliun. Meskipun terjadi arus keluar, sejumlah ekonom tetap optimistis bahwa aliran modal asing masih berpotensi masuk kembali ke dalam negeri.

Hosianna Evalia Situmorang, Ekonom Bank Danamon menyatakan bahwa sejak Agustus 2024, investor asing cenderung lebih memilih masuk ke obligasi pemerintah (*government bonds*) dibandingkan dengan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Hal ini dilakukan sebagai langkah persiapan menjelang penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: BI Diproyeksi Masih Tahan Suku Bunga Meski Cadangan Devisa Pecah Rekor

"Ke depannya, kami optimistis bahwa investor asing berpotensi melanjutkan arus masuk (inflow)," kata Hosianna kepada *Kontan* pada Minggu (8/9).

Hosianna menambahkan bahwa prediksi ini didukung oleh Bank Indonesia yang diperkirakan akan menjaga selisih suku bunga yang menarik dengan The Fed, serta fundamental makroekonomi Indonesia yang kuat.

Ia juga menjelaskan bahwa adanya arus keluar dari pasar saham cenderung merupakan aksi profit-taking, mengingat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah mencapai rekor tertinggi beberapa kali sepanjang tahun.

"Kalaupun ada arus keluar dari pasar saham, itu sifatnya lebih karena aksi ambil untung. IHSG sudah berkali-kali mencapai titik tertinggi, jadi wajar jika ada yang keluar," ujarnya.

Baca Juga: Menguat di Akhir Pekan Ini, Intip Proyeksi IHSG untuk Senin (9/9)

Hosianna memproyeksikan bahwa pergerakan rupiah akan berada di kisaran Rp 15.300 hingga Rp 15.700 di tengah fluktuasi arus masuk dan keluar modal asing.

Namun, ia yakin Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas nilai tukar, mengingat cadangan devisa Indonesia yang mencapai rekor US$ 150 miliar pada Agustus 2024.

Berdasarkan data Bank Indonesia, dalam periode 2 hingga 5 September 2024, nonresiden tercatat melakukan beli neto sebesar Rp 2,65 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Rp 2,24 triliun di pasar saham. Namun, ada juga jual neto sebesar Rp 7,38 triliun di SRBI, yang menyebabkan total outflow sebesar Rp 2,49 triliun.

Baca Juga: Tembus US$ 150,2 Miliar, Pertumbuhan Cadangan Devisa RI Diproyeksikan Melambat

Jika dilihat secara keseluruhan sepanjang tahun 2024 (year-to-date/YTD), hingga 5 September, investor asing tercatat melakukan beli neto sebesar Rp 28,80 triliun di pasar saham, Rp 11,15 triliun di pasar SBN, dan Rp 186,92 triliun di SRBI.

Dengan dukungan kebijakan moneter yang kuat dan stabilitas makroekonomi yang terjaga, Indonesia masih menjadi tujuan yang menarik bagi investor asing di tengah fluktuasi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×