Reporter: Uji Agung Santosa |
JAKARTA. Pemerintah akan menarik dana pinjaman program senilai US$ 200 juta dari Agence Francaise de Development (AFD). Pinjaman dari pemerintah Prancis itu dialokasikan untuk mendukung Rencana Kerja Nasional Mengatasi Perubahan Iklim.
Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto mengatakan pinjaman yang diperoleh Indonesia untuk antisipasi perubahan iklim sangat lunak, karena didapat dengan tingkat suku bunga minus 30 basis poin di bawah tingkat suku bunga Libor. Sedang jangka waktu pengembaliannya selama 15 tahun.
Selain pinjaman, pemerintah juga bakal mendapatkan hibah dan bantuan teknis lain terkait program tersebut. Beberapa di antaranya seperti efisiensi energi di industri semen dan baja pada Departemen Perindustrian, studi kelayakan pasar green carbon skala kecil dan metodologi rencana tata ruang pada Departemen Kehutanan.
Direktur Pendanaan Luar Negeri Bilateral Bappenas Kennedy Simanjuntak mengatakan, dengan penarikan pinjaman program AFD senilai US$ 200 juta maka total akumulasi pinjaman program terkait antisipasi perubahan iklim telah mencapai US$ 500 juta. Sebelumnya, pemerintah telah melakukan penarikan sebesar US$ 300 juta dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News