Reporter: Handoyo | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Realisasi pembangunan dua proyek jalan tol yang didanai pinjaman dari China terhambat. Kedua ruas jalan tol tersebut adalah Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 58,50 kilometer (km) dan Manado-Bitung sepanjang 39 km.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Taufik Widjoyono mengatakan, penyebab terhambatnya pembangunan kedua proyek jalan tol itu adalah perubahan desain teknis terowongan di jalur tol Cisumdawu dan perubahan nama kontraktor di tol Manado-Bitung.
Perubahan itu menyebabkan pinjaman untuk kedua proyek tersebut belum dapat dicairkan. "Aturan main pinjaman China, 10%-90%. 10% uang muka dari kita berbentuk rupiah murni dan 90% dari mereka (China). Ada implikasi (perubahan)," kata Taufik, akhir pekan lalu.
Sekadar catatan, untuk jalur tol Cisumdawu, total nilai kontrak pembangunannya mencapai Rp 3,169 triliun. Sementara proyek jalan tol Manado-Bitung total nilai investasinya sebesar Rp 1,128 triliun.
Sejatinya, ada empat proyek jalan tol yang pembiayaannya berasal dari pinjaman Exim Bank China. Selain Cisumdawu dan Manado-Bitung, dua ruas jalan tol lain adalah Balikpapan-Samarinda dan Solo-Ngawi-Kertosono.
Menurut Taufik, pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda dan jalan tol Solo-Ngawi-Kertosono tidak ada kendala. Dalam catatan KONTAN setidaknya investasi untuk ruas tol Balikpapan-Samarinda mencapai Rp 2 triliun, sedangkan untuk ruas tol Solo-Ngawi-Kertosono nilai investasinya Rp 3 triliun.
Sebelumnya Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU-Pera, Hediyanto W Husaini mengharapkan seluruh pencairan pinjaman untuk proyek jalan tol tersebut bisa terselesaikan pada akhir Desember 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News