kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Dua pesan untuk oposisi dalam pidato Visi Indonesia Jokowi


Senin, 15 Juli 2019 / 12:21 WIB
Dua pesan untuk oposisi dalam pidato Visi Indonesia Jokowi


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato pertama kalinya setelah terpilih menjadi presiden periode 2019-2024 di Sentul International Convention Center (ISCC) Bogor pada Minggu (14/7) malam. Jokowi kembali terpilih menjadi presiden setelah menang dalam Pilpres 2019. 

Dalam pidato tersebut, Jokowi menyampaikan beberapa langkah yang akan ditempuh pemerintahan ke depan. Pada salah satu bagian pidatonya, mantan Wali Kota Solo itu juga menyampaikan pesan kepada kelompok yang memilih akan menjadi oposisi. 

Apa saja dua pesen Jokowi untuk oposisi dalam pidato visi Indonesia? 
1. Jadi oposisi itu mulia 
Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan, menjadi oposisi juga posisi yang mulia. Ia menyadari bahwa totalitas dalam mendukung seseorang dalam demokrasi adalah suatu hal yang wajar. 

"Dalam demokrasi, mendukung mati-matian seorang kandidat itu boleh. Mendukung dengan militansi yang tinggi itu juga boleh. Menjadi oposisi itu juga sangat mulia. Silakan," kata Jokowi.

2. Jangan menjadi oposisi yang menimbulkan dendam 
Pesan kedua, Jokowi mengingatkan, agar menjadi kelompok oposisi yang tak menimbulkan dendam dan menebarkan kebencian. "Menjadi oposisi itu sangat mulia. Silakan. Asal jangan oposisi menimbulkan dendam. Asal jangan oposisi menimbulkan kebencian. Apalagi hinaan, cacian, dan makian. Kita memiliki norma-norma agama, etika, tata krama, dan budaya yang luhur," ujar Jokowi. 

Secara keseluruhan, Jokowi menekankan, yang terpenting adalah persatuan Indonesia. Dengan bersatu, Indonesia akan menjadi negara yang kuat di kancah global 

Siap menjadi oposisi 
Sementara itu, sebelumnya, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Sabtu (13/7), Prabowo menyatakan siap menjadi oposisi. Hal itu dikatakan Prabowo setelah pertemuan dengan Jokowi di FX Senayan, Jakarta Selatan. "Oposisi juga siap, check and balance siap," kata Prabowo. 

Meski demikian, dalam pertemuan dengan Jokowi, Prabowo tak mengungkapkan sikap resmi yang diambilnya, apakah menjadi oposisi atau koalisi pemerintah. Prabowo menegaskan, kesatuan seluruh bangsa menjadi fokus utama. "Yang penting kita negara kita kuat, kita bersatu," tutur dia.

Pernyataan senada sempat disampaikan calon wakil presiden pendamping Prabowo, Sandiaga Uno, beberapa hari sebelumnya. Sandiaga Uno mengaku akan memberikan masukan kepada Prabowo Subianto untuk tetap menjadi oposisi pemerintah lima tahun ke depan. 

Secara pribadi, Sandiaga mengambil sikap untuk tetap menjadi oposisi karena pemerintah membutuhkan check and balance, di mana fungsi pengawasan kinerja dan memberikan masukan kepada pemerintah tersebut dapat dijalankan oleh kelompok oposisi. 

"Itu sikap pribadi. Keputusan akhir ada di Gerindra. Saya enggak bisa biara atas nama Gerindra atau nama lain tapi saya akan koordinasi dengan Prabowo," kata Sandiaga. 

Peran oposisi penting 
Peran oposisi dinilai penting untuk mengawasi kinerja pemerintah. Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin Aria Bima mengatakan, kehadiran kelompok oposisi berguna bagi para pendukung pasangan calon nomor urut 01. 

Selain mengawal jalannya pemerintah, lanjut Aria, kelompok oposisi dapat membantu para pendukung 01 dan masyarakat menagih janji yang disampaikan Jokowi-Ma'ruf. "Oposisi tidak hanya mengawal janji pemerintah tapi juga ikut membantu pendukung 01 agar supaya Jokowi-Kiai Ma'ruf tepat janji," kata Aria. 

Aria mengatakan, Jokowi tak melarang adanya kelompok oposisi di pemerintahannya. "Pak Jokowi tak menginginkan satu pemerintahan yang tanpa oposisi karena hasil pertemuan kemarin hampir media sosial mainstream dan online menyebutkan kekhawatiran akan terjadinya pemerintahan yang tanpa oposisi," ujar dia. (Mela Arnani)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Pesan untuk Oposisi dalam Pidato Visi Indonesia Jokowi"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×