kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

DPR minta supaya margin PLN tidak buat bayar dividen


Rabu, 15 Juni 2011 / 17:47 WIB
DPR minta supaya margin PLN tidak buat bayar dividen
ILUSTRASI. Jamal Khashoggi. Courtesy TRT World/Handout via Reuters


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Komisi VII DPR RI meminta supaya margin usaha PT PLN (Persero) pada 2012 sebesar 7% tidak dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alasannya, margin usaha tersebut dibuat supaya PLN mampu berinvestasi guna menekan angka susut (losses) dan peningkatan rasio elektrifikasi.

Ketua Komisi VII DPR RI, Teuku Rifky, Selasa Malam (14/6) bilang, pembayaran dividen sebesar Rp 4 triliun yang diperoleh dari margin tahun lalu telah membuat PLN kesulitan menekan angka susutnya. Sesuai APBN 2011, target susut sebesar 8,55% namun susut ini diperkirakan bakal naik menjadi 9,36%.

Pada 2010, PLN memperoleh margin usaha sebesar 8% atau senilai Rp11,6 triliun. Sebanyak empat triliun di antaranya diperuntukkan buat bayar dividen Rp 4 triliun dan hanya Rp 7,6 triliun untuk investasi. Riefky juga mengatakan, pihaknya meminta pemerintah menekan lagi angka margin PLN tahun 2012 sebesar 7%.

Terkait dengan permintaan ini, Direktur Bisnis dan Manajemen Resiko PLN, Murtaqi Syamsudin mengatakan, pihaknya akan melakukan kajian terhadap dampak margin 7% terhadap investasi PLN. "Untuk dampaknya saya masih belum bisa bilang lebih jauh lagi," kata Murtaqi singkat.

Tahun ini, PLN berencana untuk melakukan investasi sebesar Rp 96,74 triliun. Pada tahun depan, investasi PLN turun menjadi Rp 78,54 triliun. Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN, Nasri Sebayang meminta supaya PLN mendapatkan margin PSO 8% guna memenuhi kebutuhan pendanaan investasi dan menjaga supaya PLN dapat memenuhi covenant dari pinjaman. Apalagi, kata Nasri, tarif dasar listrik masih di bawah biaya pokok produksi (BPP) PLN.

"Penurunan margin PSO akan mengakibatkan program investasi PLN tidak dapat direalisasikan, bahkan proyek yang sedang berjalan akan berhenti," kata Nasri.

Merujuk kepada data PLN, untuk biaya investasi PLN masih mengandalkan pinjaman. Sedangkan dana dari internal, masih sedikit. Untuk tahun 2011, dari total investasi, yang berasal dari dana internal PLN sebesar Rp 10,26 triliun.

Sisanya, berasal dari komitmen pinjaman dan pinjaman baru. Pada tahun depan, PLN mengeluarkan dana internal sebesar Rp 9,37 triliun dan pinjaman sebesar Rp 69,08 triliun untuk biaya investasi.

Menurut Nasri dengan adanya margin 8% pada tahun 2011 akan diperoleh penarikan pinjaman sebesar Rp 69,08 triliun yang akan digunakan untuk mendanai kegiatan investasi untuk pembangunan 2012.

"Sebagian dari investasi tersebut adalah untuk pembangunan di bidang transmisi, distribusi dan gardu induk," tutur Nasri. Dengan adanya program pembangunan mampu mengimbangi pertumbuhan listrik 10% dan rasio elektrifikasi naik menjadi 73%.

Sementara itu, margin 8% pada 2012 akan diperoleh penarikan pinjaman sebesar Rp 60,48 triliun yang akan digunakan untuk mendanai kegiatan investasi untuk pembangunan tahun 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×