Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can
JAKARTA. Asumsi makro defisit anggaran sebesar 1,4%-1,6% dari Produk Domestik Bruto (PDB) 2012 masih terlalu kecil. Beberapa fraksi menilai perlunya peningkatan angka defisit untuk alokasi pembangunan infrastruktur.
"Target defisit sebaiknya dinaikkan menjadi 2% untuk menambah anggaran infrastruktur yang lebih memberi efek multi," ungkap Juru Bicara Golkar Hikmat Tomet, pada rapat paripurna mendengar pendapat fraksi tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2012, Rabu (25/5).
Hikmat mengatakan, selama ini penggunaan defisit anggaran dari PDB itu terlalu difokuskan pada kegiatan yang tidak padat karya. Oleh karena itu, Golkar meminta pemerintah meningkatkan angka defisit dan mengalokasikannya untuk sektor padat karya yang memberikan dampak sektor luas dan penambahan dana kredit usaha rakyat (KUR).
Fraksi Hanura pun mengutarakan angka yang sama. "Itu untuk menopang target pertumbuhan ekonomi 7%," ujar Juru Bicara Hanura Ali Kastela.
Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) pun sepakat. Meski tidak menyebut patokan angka, Juru Bicara Fraksi PAN Laurens Bahang Dama mengatakan, defisit APBN yang diasumsikan untuk 2012 itu terlalu kecil. "Seharusnya lebih dari itu (1,4%-1,6%)," ujar dia.
Sementara Fraksi Kebangkitan Bangsa yang diwakili Chusmunia mengutarakan, defisit anggaran yang mengandalkan utang luar negeri ditinjau kembali.
Sama halnya dengan Partai Demokrat yang memintapemerintah tidak menggunakan sumber pembiayaan yang menambah utang luar negeri. "Artinya, harus ada upaya memperkecil porsi utang luar negeri dan diarahkan penggunaannya untuk kegiatan produktif yg berdampak pada kesejahteraan masyarakat," jelas Juru Bicara Fraksi Partai Demokrat Achanul Qosasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News