Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi I DPR menuduh Facebook Indonesia terlalu membebankan kesalahan bocornya pengguna Facebook ke Aleksandr Kogan, ketimbang melakukan langkah konkrit dan bertanggung jawab.
"Jawaban dari pihak Facebook dinilai masih belum memuaskan karena terkesan terlalu banyak minta maaf seperti melakukan apology tour," kata Wakil Ketua Komisi I Hanafi Rais dalam rapat dengar pendapat umum Komisi I DPR RI dengan Facebook Indonesia, Selasa (17/4).
Hanafi merinci, CEO Facebook Mark Zuckerberg telah berulang kali menghadap parlemen Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir sehingga menyiratkan kesan Facebook sudah berulang kali melakukan kesalahan, meminta maaf dan membiarkan kesalahan sama terulang kembali.
Apalagi, kebocoran data yang disebabkan oleh Kogan sebenarnya sudah diketahui sejak 2015, namun Facebook dinilai memutuskan hanya diam dan tidak menindak dengan tegas.
"Kami mengakui seharusnya melakukan langkah yang lebih tegas, karena itu kami meminta maaf," kata Simon Miller kepala kebijakan publik Facebook Asia Pacific dalam rapat tersebut.
Asal tahu, Aleksandr Kogan adalah seorang pengembang aplikasi pihak ketiga yang membuat aplikasi "thisisyourdigitallife" yang memungkinkan menarik data-data pribadi pengguna akun Facebook. Data tersebut kemudian olehnya dijual ke Cambridge Analytics.
Simon menegaskan, Aleksandr bukanlah karyawan Facebook. Facebook juga tidak memiliki kontrak kerja sama dengan Cambridge Analytics, sehingga penjualan data Kogan ke Cambridge Analytics merupakan langkah pelanggaran yang terlepas dari Facebook.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News