Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah terus mendorong pengembangan panas bumi di tanah air, salah satunya dengan mempercepat waktu perizinan yang dinilai jadi salah satu kendala saat ini.
Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia sebagai pemilik potensi panas bumi yang terbesar, mencapai 40 persen dari potensi dunia, memiliki peluang untuk mengembangkan energi panas bumi. Namun saat ini, langkah pemanfaatan panas bumi tidak berjalan dengan cepat.
"PLTP peluangnya besar, artinya banyak investor yang mencari energi hijau, ini sudah kita kerjakan, namun tidak berjalan dengan cepat. Ternyata, untuk memulai konstruksi dari awal sampai urusan perizinan bisa sampai 5-6 tahun. Ini yang mestinya paling cepat harus dibenahi, agar dari 24.000 MW, yang baru dikerjakan hanya 11%, bisa segera dikerjakan oleh para investor, sehingga kita memiliki tambahan listrik hijau yang lebih banyak," ujar Jokowi dikutip dari siaran pers, Rabu (18/9).
Selain itu, Presiden mengatakan, Indonesia juga berkomitmen menjadi bagian penting langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau dan industri hijau dalam melakukan transisi ke energi hijau. Namun, masih terdapat tantangan dari segi keterjangkauan harga, aksesibilitas kepada masyarakat, juga teknologi.
Baca Juga: Dorong Transisi Energi, PLN Paparkan Rencana Pemanfaatan EBT
"Indonesia berkomitmen menjadi bagian penting langkah dunia dalam membangun ekonomi hijau, dalam mengembangkan industri hijau, dalam melakukan transisi ke energi hijau. Komitmen yang sudah sering saya sampaikan di mana-mana," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan akan memangkas syarat dan waktu perizinan pemanfaatan energi panas bumi untuk mempercepat investasi.
"Kami izin kepada Presiden, kami akan memangkas baik dari sisi syarat dan waktu, untuk mendorong teman-teman investor melakukan percepatan-percepatan investasi. Jadi, teman-teman investor tidak perlu ragu, kami akan melakukan reform berbagai langkah-langkah konstruktif dalam rangka percepatan," ujar Bahlil.
Bahlil menyampaikan, Indonesia merupakan negara dengan potensi energi panas bumi terbesar di dunia dengan potensi 24 GW. Sekitar 40% potensi panas bumi dunia berada di Indonesia. Saat ini, kapasitas dari pembangkit listrik panas bumi (PLTP) di Indonesia mencapai 2,6 GW, tertinggi ke-2 di dunia.
Baca Juga: Kolaborasi Selandia Baru guna Peningkatan Kapasitas Panas Bumi Indonesia
Angka tersebut naik sekitar dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Kapasitas listrik PLTP tersebut mencakup 18,5% total kapasitas listrik EBT nasional atau 3% dari total kapasitas listrik di Indonesia.
Bahlil melanjutkan, dalam 10 tahun terakhir, investasi sektor pembangkit panas bumi tumbuh signifikan mencapai 8 kali lipat. Pada tahun ini, Kementerian ESDM memproyeksikan investasi PLTP mencapai US$ 8,7 miliar.
"Ini mampu berkontribusi ke negara Rp 16 triliun. Tidak hanya dampak ekonomi, PLTP juga telah berkontribusi untuk mengurangi 17,4 juta ton emisi CO2 per tahun di Indonesia," pungkas Bahlil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News