kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.514.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.511   0,00   0,00%
  • IDX 7.760   25,02   0,32%
  • KOMPAS100 1.205   3,50   0,29%
  • LQ45 961   2,42   0,25%
  • ISSI 234   1,13   0,48%
  • IDX30 494   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 593   1,74   0,29%
  • IDX80 137   0,38   0,27%
  • IDXV30 142   -0,50   -0,35%
  • IDXQ30 164   0,08   0,05%

DKI ubah sistem pembuangan air kurangi genangan


Kamis, 01 Januari 2015 / 22:41 WIB
DKI ubah sistem pembuangan air kurangi genangan
ILUSTRASI. Daftar 4 Makanan untuk Penyembuhan Luka dengan Cepat, Salah Satunya Ikan. REUTERS/Eva Plevier


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Agus Priyono mengatakan akan mengubah sistem pembuangan air, dari sistem horizontal (melalui drainase) ke sistem vertikal atau meresap ke dalam tanah. 

Ia mengatakan, sistem drainase yang ada di jalan atau pemukiman tidak sanggup lagi menampung air yang ada. Drainase itu akan tersambung ke kali, sungai, maupun kanal banjir dan selanjutnya dibuang ke laut. 

"Tahun 2015 ini, Dinas PU akan dibagi dua menjadi Dinas PU Tata Air dan Dinas PU Bina Marga (Jalan). Pembuatan sumur resapan akan diprioritaskan dengan alokasi Rp 50 miliar dari Tata Air," kata Agus, Kamis (1/1/2014). Ia meyakini pembangunan sumur resapan dapat mengurangi titik genangan ibu kota. 

Sebelumnya, pembangunan serta pengelolaan sumur resapan merupakan tupoksi Dinas Energi dan Perindustrian DKI. Namun, lanjut dia, wewenang telah dialihkan kepada Dinas PU DKI. Selain peralihan pengelolaan sumur resapan, pengelolaan trotoar serta pedestrian juga berada di bawah wewenang Dinas PU DKI.

"Jadi, genangan akan terus muncul kalau tidak dibuat pembuangan secara vertikal. Kalau untuk banjir, normalisasi kali akan terus dilakukan, jangan jadikan Kampung Pulo sebagai ukuran banjir. Sebab kawasan tersebut peruntukannya bukan untuk pemukiman," kata Agus.

Lebih lanjut, ia mengaku kesulitan meminimalisir banjir. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam jangka pendek ini adalah dengan mengoptimalkan fungsi pompa air. Sementara fungsi pompa sendiri hanya dapat dilakukan apabila keadaan kali atau penampungan air tidak meluap.

Kendati demikian, Agus menyatakan kesiapannya dalam menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) jatuh pada minggu ketiga Januari. Persiapan ini terkait penyediaan solar apabila pompa listrik mati, serta pengadaan perahu karet, batu kali, dan sejumlah alat berat.

"Kami terus berkoordinasi dengan perangkat kerja lainnya, seperti BPBD, Dinas Sosial, Satpol PP dalam penanganan banjir dalam waktu dekat ini," ujar dia. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×