Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal
KONTAN.CO.ID - Tim Jelajah Kontan menelusuri pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Antara Kiaracondong-Cicalengka Tahap 1 Segmen Gedebage-Haurpugur pada Rabu, (22/11). Di sekitar jalur yang membentang sepanjang 13 km itu, dengan mudah terlihat berbagai perumahan, persawahan, maupun fasilitas umum seperti sekolah, universitas, puskesmas, hingga kantor perusahaan.
Bahkan, Masjid Raya Al-Jabbar yang menjadi ikon baru Kota Bandung dapat terlihat jelas karena berada di antara lintasan rel Stasiun Gedebage dan Stasiun Cimekar.
Selain itu, di antara lintasan Stasiun Cimekar dan Stasiun Rancaekek terdapat maintenance area Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Berdasarkan rencana, jalur KA ini mendukung rencana pengembangan jalur Padalarang-Cicalengka sebagai moda transportasi perkotaan komuter Bandung Raya.
Dengan demikian, diharapkan dapat memangkas waktu tempuh Bandung-Cicalengka dari 43 menit menjadi 23 menit. Selain itu, dari sisi kapasitas daya angkut double track Kiaracondong-Cicalengka memungkinkan untuk menambah jumlah rangkaian kereta dari awalnya delapan menjadi sepuluh rangkaian.
Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Bandung Kementerian Perhubungan Chandrawan Adhiputranto mengatakan, pembangunan jalur KA ganda berguna untuk mencegah potensi kecelakaan ketika dibanding dengan satu jalur.
Selain itu, pembangunan ini meliputi peningkatan sistem persinyalan operasional kereta api. Pembangunan persinyalan terbaru itu nantinya juga akan menggantikan teknologi lama yang sudah tidak diproduksi secara massal.
Dengan jumlah produksi yang minim, Chandrawan mengaku pihaknya membutuhkan banyak anggaran untuk perbaikan sinyal. “Begitu kita jalur gandakan, artinya bisa lebih banyak lagi kapasitasnya,” ucap Chandrawan.
Setelah selesai pembangunan jalur KA tahun 2022, terdapat 96 grafik perjalanan kereta api (Gapeka). Namun demikian, untuk meningkatkan okupansi diperlukan dukungan pemerintah daerah. Terlebih pembangunan jalur ganda KA ini termasuk dalam master plan penggunaan transportasi di Kota Bandung.
“Harusnya didukung juga dengan pengembangan kawasan dan untuk pengembangan kawasan ini kan menjadi kewenangannya pemerintah daerah,” ucap Chandrawan.
Proyeksinya, dalam 10 tahun ke depan, penduduk atau mobilitas ke Kota Bandung berpotensi semakin meningkat. Karena itu, dibutuhkan pengaturan penggunaan transportasi massal seperti kereta api untuk mengurangi kemacetan.
“Yang belum dibangun tahap duanya. InsyaAllah jika tidak ada halangan 2024 bisa dioperasikan dari Kiaracondong ke Cicalengka,” jelas Chandrawan.
Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan, pembangunan Jalur Ganda Kereta Api Kiaracondong-Cicalengka dilaksanakan dalam dua tahap, yakni tahap 1 Segmen Gedebage-Haurpugur serta tahap 2 Segmen Kiaracondong Gedebage dan Segmen Haurpugur-Cicalengka.
Total dana surat berharga syariah negara (SBSN) untuk tahap 1 sebesar Rp779,45 miliar yang dikerjakan secara multi years contract tahun 2020–2022. Sedangkan, tahap 2 sebesar Rp585 miliar yang dialokasikan pada tahun anggaran 2022–2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News