kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Disertasi Doktor Unpad, Boy: Media baru bisa dimanfaatkan untuk bangun kepercayaan


Rabu, 14 Agustus 2019 / 15:56 WIB
Disertasi Doktor Unpad, Boy: Media baru bisa dimanfaatkan untuk bangun kepercayaan
ILUSTRASI. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Boy Rafli Amar, mantan Kadiv Humas Mabes Polri yang kini menjabat sebagai Wakil Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri,  ini pernah menjadi media darling. Saat itu, wajahnya wara-wiri di media massa.

Predikat humas sangat melekat pada diri Boy, sebab pembawaan yang tenang dan mimik muka yang dingin saat diwawancara membuat Boy dijuluki humas Polri sepanjang massa.

Baca Juga: Boy Rafli Amar ujian Doktoral Ilmu Komunikasi Unpad, Kapolri jadi pengujinya

Paska menjadi humas karir Boy di Polri terus menjulang. Terakhir sebelum memegang jabatan sekarang, Boy sempat menjadi Kapolda Papua.

Kini, Boy akan menyandang gelar Doktor dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran. Boy hari ini Rabu (14/8) sedang mempertahankan Disertasi dengan judul “Integrasi Manajemen Media dalam Strategi Humas Polri sebagai Aktualisasi Promoter."

Mengutip presentasi desertasinya, tujuan judul yang diambil itu adalah untuk mengkaji dan menganalisis manajemen media polri dalam merespon dan membentuk opini publik, peran divisi humas sebagai pengelola manajemen media, implementasi cyber public relations Polri dan integrasi manajemen media dalam strategi humas Polri.

Boy memilih studi kasus implementasi manajemen media sebagai salah satu program prioritas Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk menjelaskan secara komprehensif organisasi dan program yang dikembangkan oleh institusi Polri.

Adapun pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan informan yang memenuhi kriteria penelitian dan pengamatan partisipatif. Dia mengatakan, semakin positif pengalaman publik bersama polisi, maka semakin positif pula citra petugas di mata publik.

Namun tidak dapat kita pungkiri, kata Boy, kinerja petugas kepolisian sering diterpa kritik tajam dari masyarakat. 

Kritik tersebut lahir karena adanya harapan publik tentang sosok petugas kepolisian yang memiliki karakter sempurna dan dapat menjadi manusia ‘super’ pelindung masyarakat.

"Publik menginginkan polisi menjadi pahlawan yang selalu siap menjawab tantangan yang hadir di masyarakat," kata Boy.

Saat ini, kata Boy, masyarakat dapat memiliki peran sebagaimana halnya media, yaitu melakukan produksi berita di satu sisi, sekaligus di sisi lain tetap mengonsumsi informasi dari berbagai saluran yang tersedia, fenomena tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Polri.

"Maka dari itu, Polri diharapkan dapat bersikap pro-aktif memanfaatkan media baru untuk kepentingan pengelolaan informasi ke luar dan ke dalam organisasi sebagai upaya membangun kepercayaan publik," tulis Boy dalam presentasi ujian terbuka Doktoralnya.

Dia juga mengatakan, bahwa Kapolri menjadikan manajemen media sebagai salah satu program prioritas, hal ini dibuktikan dengan mengembangan infrastruktur mesin digital yang berfungsi memantau informasi media dalam jumlah besar (big data) yang disebut dengan Intelligence Media Management (IMM).

Ada lima hal dalam disertasi Boy untuk kemajuan Polri, yakni Menjadikan setiap anggota Polri menjadi agen kehumasan, polri perlu mendorong prakarsa publik, mewujudkan polisi yang humanis, perlu adanya peningkatkan kapasitas personil di bidang Cyber Public Relations, Perlu mewujudkan anggota polri yang memiliki kualifikasi PRIMA (profesionalisme, responsif, integritas, modern dan adaptif).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×