Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan berpotensi mencatat surplus pada Januari 2024, meski menyusut bila dibandingkan surplus bulan sebelumnya yang sebesar US$ 3,31 miliar.
Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menghitung, surplus neraca perdagangan pada Januari 2024 sebesar US$ 2,42 miliar.
Meski surplus neraca perdagangan mengecil, David melihat peluang ekspor meningkat pada bulan Januari 2024, bila dibandingkan dengan Desember 2023.
Baca Juga: Neraca Perdagangan RI Berpeluang Surplus US$ 2,33 Miliar pada Januari 2024
“Ekspor kalau secara bulanan meningkat,” kata David kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).
Ini sebab, harga sebagian besar komoditas ekspor naik pada Januari 2024, seperti minyak sawit mentah (CPO).
Selain itu, hari kerja pada Januari 2024 juga lebih banyak bila dibandingkan dengan Desember 2023. Sehingga aktivitas perdagangan pun lebih berjalan.
Sedangkan dari sisi impor, David melihat ada penurunan beberapa harga komoditas impor, termasuk minyak dan gandum.
Agak berbeda dengan David, Ekonom Makro Ekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan, nilai ekspor Indonesia akan menurun.
Sebab, “Ada permintaan global yang masih belum pulih. Pun, harga komoditas masih melambat sehingga akan membuat ekspor menurun,” kata Riefky.
Baca Juga: Laju Ekspor dan Impor Menurun, Surplus Neraca Perdagangan Awal Tahun 2024 Menyusut
Sedangkan impor cenderung meningkat, karena kenaikan harga minyak dan meningkatnya aktivitas ekonomi dalam negeri.
Meski demikian, senada dengan David, Riefky juga menghitung kalau surplus neraca perdagangan Januari 2024 akan menyusut.
Ia menghitung, surplus neraca perdagangan awal tahun ini berada di kisaran US$ 2,3 miliar hingga US$ 2,5 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News