kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.706.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.319   1,00   0,01%
  • IDX 6.531   151,00   2,37%
  • KOMPAS100 953   27,09   2,93%
  • LQ45 747   21,97   3,03%
  • ISSI 201   5,17   2,64%
  • IDX30 389   10,56   2,79%
  • IDXHIDIV20 468   12,14   2,66%
  • IDX80 108   3,10   2,95%
  • IDXV30 111   2,75   2,54%
  • IDXQ30 128   3,35   2,70%

Dilanda Banjir, Pemda Jabodetabek Diminta Benahi Tata Kota


Rabu, 05 Maret 2025 / 21:01 WIB
Dilanda Banjir, Pemda Jabodetabek Diminta Benahi Tata Kota
Foto udara luapan air Sungai Ciliwung yang menggenangi jalan dan permukiman di Jatinegara, Jakarta, Selasa (4/3/2025). BPBD DKI Jakarta mencatat pada Selasa (4/3) pukul 15.00 WIB sebanyak 121 RT dan lima ruas jalan di Jakarta terdampak banjir dengan ketinggian 40 cm hingga 460 cm akibat luapan air Sungai Ciliwung, Krukut, dan Pesanggrahan. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/tom.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bencana banjir melanda sejumlah daerah di wilayah Jabodetabek.

Pengamat Tata Kota Nirwono Yoga mengatakan, pengerukan kali dan keberadaan tanggul tidak cukup untuk mengatasi banjir.

Permukiman yang berada tepat di bantaran kali sebaiknya direlokasi ke Rusunawa terdekat. Badan sungai dikeruk, diperlebar dan dihijaukan.

"Pemda yang harus melakukan pembenahan penataan tata ruang kotanya," ujar Nirwono kepada Kontan, Rabu (5/3).

Baca Juga: Banjir di Bekasi, REI Proyeksikan Penjualan Properti Turun 20% Dalam Jangka Pendek

Nirwono menambahkan, keberadaan sungai juga harus didukung dengan optimalisasi situ, danau, embung, dan waduk yang sudah ada. Jika perlu membangun danau/waduk-waduk baru untuk membantu menampung luapan air sungai dan diresapkan ke dalam tanah.

Hal ini untuk mengurangi debit air sungai secara signifikan sehingga tidak meluap membanjiri permukiman.

Nirwono mengatakan, kawasan permukiman juga harus menyediakan mulai dari sumur resapan di setiap halaman rumah, taman lingkungan untuk menyerap air. Serta saluran air yang besar untuk menampung air hujan dan dialirkan ke situ/danau/embung/waduk (SDEW) terdekat.

Hal itu untuk ditampung dan diserapkan ke dalam tanah. "Semakin luas RTH dan SDEW semakin besar kemampuan tanah untuk menyerah air dan mengurangi genangan air," terang Nirwono.

Baca Juga: Jabodetabek Dihantam Banjir, Seberapa Besar Klaim Asuransi yang Masuk?

Seluruh kota juga harus merehabilitasi seluruh saluran air kota yang sudah tidak mampu menampung air hujan. Saluran air harus diperbesar, dimensi saluran sesuai kelas jalan, saluran air terhubung dengan SDEW terdekat untuk ditampung luapan air hujan.

"Lokasi permukiman di bantaran kali perlu didata berapa jumlah warga yang akan direlokasi ke Rusunawa," ujar Nirwono.

Menurutnya, Pemda dapat mencari lokasi potensial yang dapat dibangun rusunawa mixed use. Seperti lokasi kantor kelurahan/kecamatan, puskesmas, dan sekolah negeri yang berada dekat lokasi bantaran sungai.

Baca Juga: Banjir Jabodetabek, Pengiriman Logistik Berpotensi Tertunda

"Modifikasi cuaca penting untuk mengurangi intensitas hujan dan mendistribusikan ke wilayah lain, tetapi tidak menyelesaikan masalah banjir, maka yang harus dilakukan adalah langkah-langkah di atas," jelas Nirwono.

Selanjutnya: Volatilitas Bitcoin Tinggi Merespons Perang Tarif dan Dukungan Trump di Pasar Kripto

Menarik Dibaca: Cara Mudah Transfer Uang di Indomaret dan Syarat yang Harus Dilakukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×