Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong digitalisasi di berbagai sektor dengan sekaligus memanfaatkan momentum bonus demografi yang dimiliki Indonesia. Melalui berbagai kebijakan, pemerintah mendukung generasi muda untuk terus berinovasi dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang telah disediakan pemerintah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, digitalisasi mampu tumbuh dengan pesat pada masa pandemi Covid-19, salah satunya di sektor kesehatan di mana pengguna telemedicine tumbuh 10 kali lipat. Indonesia juga memiliki aplikasi PeduliLindungi yang diunduh lebih dari 110 juta pengguna. Selain sektor kesehatan, sektor pendidikan dan perbankan digital juga terus berkembang pesat.
"Hampir seluruh negara, termasuk Indonesia, menggunakan digitalisasi sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi dan menggunakan digitalisasi sebagai tempat untuk penciptaan lapangan pekerjaan," ujar Airlangga dalam keterangan resminya, Minggu (2/10).
Baca Juga: Menko Ekonomi: UMKM Menyumbang 61% PDB Nasional
Airlangga bilang, pengembangan ekonomi digital pada tahun 2025 pasarnya diperkirakan meningkat menjadi sekitar US$ 135 miliar hingga US$ 144 miliar. Melihat peluang tersebut, pemerintah juga terus membangun infrastruktur pendukung digitalisasi di Indonesia.
Indonesia bekerja sama dengan luar negeri untuk penerapan teknologi Low Earth Orbit Satelite (LEO) yang dapat membantu Indonesia agar saling terkoneksi.
"Transformasi digital terus didorong pemerintah dengan mempersiapkan infrastrukturnya antara lain fiber optik, jaringan 4G menjadi 5G, dan juga sedang disiapkan satelit yang tidak terlalu tinggi atau LEO. LEO ini sudah diuji coba di Kalimantan Timur. Dengan satelit ini, kalau seluruhnya bisa terpasamg, maka seluruh pulau di Indoensia terkoneksi," kata Airlangga.
Selain penyiapan infrastruktur, SDM yang memiliki kemampuan di bidang digital merupakan hal yang sangat penting. Airlangga bilang, pemerintah sudah meluncurkan Program Kartu Prakerja pada April 2020 ketika pandemi Covid-19 yang merupakan program semi bansos dengan unsur pendidikan secara online di dalamnya.
Program tersebut telah diapresiasi lembaga-lembaga dunia dan akan direplikasi untuk membantu negara-negara berkembang lainnya.
"Program Kartu Prakerja ini sudah dilakukan dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Ini menunjukkan bahwa readiness masyarakat Indonesia di sektor digital sudah siap," imbuh Airlangga.
Baca Juga: Dialog G20-B20: Dorong Perdagangan & Investasi Berkelanjutan untuk Pemulihan Ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News