Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
"Ini harus terus dijaga dan pemerintah terus lakukan kebijakan antara lain pelonggaran aktivitas masyarakat, kebijakan fiskal sebagai shock absorber, stabilisasi harga administered price kemudian peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia), pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan reformasi struktural melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja," tambahnya.
Airlangga juga menyebut, pemerintah terus mendorong reformasi struktural melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja dan mendorong pemerataan infrastruktur melalui lembaga sovereign wealth fund (SWF).
Baca Juga: Rupiah Masih Akan Melemah Cukup Lama, Ini Penyebabnya
Sementara dari sisi ketahanan eksternal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu tumbuh di atas 6% meskipun nilai tukar Rupiah terdepresiasi sebesar 6,5%.
Meski begitu, banyak negara yang mengalami penurunan lebih dalam jika dibandingkan dengan Indonesia, sebut saja Inggris yang terdepresiasi 20%. "Banyak negara yang lebih rendah dari kita. Ini menunjukkan resiliensi Indonesia relatif kuat," tutur Airlangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News