Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Selain itu, setiap orang yang telah menerima manfaat tidak diperkenankan lagi untuk menjadi penerima manfaat pada gelombang berikutnya.
Hal ini memungkinkan anggota masyarakat lainnya juga berkesempatan untuk mendapatkan program pelatihan yang bersifat skilling, reskilling, dan upskilling melalui Prakerja.
Melalui strategi tersebut, hingga kini tercatat Prakerja telah memberikan manfaat kepada sekitar 17 juta orang dengan rentang usia 18-64 tahun di Indonesia, dengan 51 persen diantaranya merupakan perempuan, 3 persen penyandang disabilitas, serta telah mencakup seluruh wilayah di Indonesia.
Dalam kaitannya terhadap ekonomi hijau, saat ini Prakerja memiliki 12 pelatihan keterampilan pekerjaan hijau yang berada dalam ekosistemnya, di antaranya pengembangan program Corporate Social Responsibility (CSR), kalkulasi emisi karbon, manajemen limbah makanan, laporan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan, modifikasi kendaraan bermesin bensin menjadi listrik, desain pakaian ramah lingkungan, dan lain sebagainya dan masih dapat berkembang di kemudian hari.
Dalam pertemuan tersebut, Vietnam Deputy Country Representative di The Asia Foundation Filip Graovac mengagumi apa yang dilakukan oleh Prakerja.
"Meskipun Prakerja merupakan program pemerintah, program ini mempertimbangkan berbagai aspek dari masyarakat, konteks kerjanya, di berbagai provinsi dan wilayah, sangat berbasis lokal. Namun, juga mempertimbangkan sektor swasta dan memahami permintaan dari sektor swasta. Saya berharap saya dapat belajar lebih banyak dan benar-benar mereplikasi program ini di negara lain, termasuk negara yang saya wakili, Vietnam," ujarnya.
Baca Juga: Terakhir Di Tahun 2023, Daftar Prakerja Gelombang 62 Di Prakerja.go.id
Salah seorang peserta asal Thailand juga mengaku mendapatkan pelajaran penting dari apa yang dipaparkan Denni dalam diskusi tersebut.
“Sesi Prakerja memberikan pelajaran penting bagaimana membangun kerja sama antara sektor publik dan privat. Prakerja membangun dan memberikan kesempatan yang lebih luas kepada populasi yang lebih besar dan pihak-pihak lainnya untuk menciptakan ekosistem yang mendukung skilling, reskilling dan upskilling,” kata Kittikun Saksung, Koordinator Global Youth Biodiversity Network for Asia and Thailand.
Pada sesi ini juga terdapat sejumlah pembicara lainnya seperti Direktur Jenderal Departemen Ketenagakerjaan Vietnam Dr. Binh Vru Tong, Spesialis Perdagangan dan Globalisasi AFL-CIO Eric Gottwald, dan Deputi Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) Ema Liliefna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News