kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Di APEC Jokowi akan bicara soal kemaritiman Asia


Jumat, 07 November 2014 / 21:58 WIB
Di APEC Jokowi akan bicara soal kemaritiman Asia
ILUSTRASI. Simak rekomendasi teknikal tiga saham pilihan untuk perdagangan Jumat (26/5). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Presiden Joko Widodo akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi negara-negara kerja sama ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) yang berlangsung di Beijing pada 10-11 November 2014. Dalam perjalanan ke luar negeri pertamanya itu, Jokowi akan mendapat kehormatan menjadi pembicara utama di salah satu sesi. Nah dalam hal itu, Jokowi akan lebih mengedepankan pembangunan infrastruktur dan maritim di Asia. Jokowi akan memulai lawatannya itu esok hari, Sabtu (8/11).

Hal itu dikatakan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto di Istana Negara, Jumat, (7/11). Andi mengatakan pembangunan infrastruktur Asia merupakan program bersama antara pemerintah Tiongkok dengan negara-negara ASEAN ditambah 10 negara lainnya. "Jadi ada sekitar 20-an negara yang terlibat di sana," tuturnya.

Selain itu, Andi bilang, secara khusus presiden juga akan memadukan gagasan Indonesia tentang poros maritim dunia dengan konsepsi Tiongkok berkaitan dengan jalan Sutera Baru di abad ke-21. Pembangunan kekuatan maritim, lanjut Andi sudah menjadi kebijakan dan visi misi presiden Jokowi sejak masa kampanye. 

Poros Martim  yang dicanangkan pemerintah Indonesia terdiri dari lima komponen utama. Pertama adalah penguatan budaya maritim, kedua, pendayagunaan sumber daya maritim, khusus untuk kedaulatan pangan di laut yang meletakkan nelayan sebagai pilarnya.

Ketiga adalah pembangunan infrastruktur maritim, seperti tol laut, atau konektivitas maritim. Keempat adalah memperkuat diplomasi maritim, terutama dalam menyelesaikan sengketa-sengketa batas laut yang saat ini masih belum selesai. 

"Seperti batas laut Tiongkok Selatan," imbuhnya. Kelima adalah pembangunan penguatan maritim Indonesia.

Andi bilang, pada dasarnya, untuk Laut Tiongkok Selatan, posisi Indonesia sama dengan negara-negara Anggota ASEAN lainnya. Pemerintah Indonesia tetap meminta agar negara-negara yang terlibat di kawasan ini memakai code of conduct dan declaration of conduct yang sudah disusun ASEAN sebagai dasar untuk menyelesaikan secara damai sengketa-sengketa di laut Tiongkok Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×