Reporter: Gloria Fransisca | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Wakil Ketua Majelis Partai Demokrat, Marzuki Alie menjelaskan Partai Demokrat sebagai partai pemenang Pemilu 2009 mengalami penurunan suara pada Pemilu 2014 akibat serangan media massa terhadap sejumlah kasus korupsi yang melilit kadernya.
Di lain sisi, partai pesaing yakni PDIP kian gencar melakukan pencitraan pemimpin yang merakyat. "Selama nyaris dua tahun, isu-isu negatif khususnya korupsi sangat gencar diberitakan oleh media. Akibatnya, Demokrat menjadi partai yang diidentikkan sebagai partai korup," ujar Marzuki dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (10/4).
Menurut Marzuki kegagalan integritas partai pada akhirnya mengacu kepada euforia pemilih terhadap ketokohan.
"Hal ini terasa oleh saya. Beberapa orang yang mencintai saya pun bahkan mendukung saya untuk keluar dari partai, tetapi saya menolak," ujar Marzuki.
Politisi Partai Demokrat ini bahkan sebelumnya sudah menyatakan kepada SBY, jika suara yang diperoleh Partai Demokrat di bawah 10% maka perlu ada antisipasi. Sebab "Akan sulit bangkit kembali jika di bawah 10%," katanya.
Senada dengan Marzuki, pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio membenarkan bahwa Jokowi effect yang membumi turut mengubah pola komunikasi politik SBY.
"Saya rasa SBY sadar betul, pemimpin yang dekat dengan rakyat sangat diminati sekarang. Sehingga komunikasi politiknya berubah, dan ia menjadi merakyat, berjabat tangan dengan rakyat satu-per satu," ujar Hendri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News