Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Indonesia menyatakan belum akan menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) walaupun laju inflasi sepanjang tahun ini relatif rendah.
Gubernur BI Agus Martowardojo menilai kondisi ekonomi global masih relatif tidak stabil sehingga bank sentral tetap berhati-hati dalam memutuskan kebijakan terutama yang menggunakan instrumen suku bunga.
"Kita juga harus perhitungkan ekspektasi depresiasi yang cukup tinggi. Itu akan berisiko kalau kita lakukan penyesuaian tingkat suku bunga," ujar Agus saat ditemui di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada September 2015 minus atau deflasi 0,05%. Dari Januari hingga September 2015 inflasi mencapai 2,24 persen, masih di bawah target Bank Indonesia 4% plus minus 1%.
Saat ini, tingkat suku bunga acuan sendiri masih berada di level 7,5%, bertahan sejak terakhir diturunkan 0,25% pada Februari 2015.
Agus menuturkan, kondisi eksternal terutama terkait rencana kenaikan suku bunga AS oleh The Fed dan melambatnya ekonomi Tiongkok, berpengaruh terhadap negara berkembang termasuk Indonesia.
"Dinamika di luar masih tinggi. Waktu 'risk on' di mana AS mau naikkan suku bunga, rupiah melemah. Waktu 'risk off' di mana China menaikkan LTV (loan to value) rupiah menguat. Jadi secara umum yang banyak berperang faktor ekstern," ujar Agus.
Ia menambahkan, pihaknya tidak ingin mengambil risiko dengan menurunkan suku bunga di tengah kondisi eksternal yang masih penuh ketidakpastian.
"Kami tidak bisa ambil risiko. Kami akan jaga di sistem moneter dan makroprudensial," kata Agus. (Citro Atmoko)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News