kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.690.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.300   35,00   0,21%
  • IDX 6.636   18,15   0,27%
  • KOMPAS100 963   0,22   0,02%
  • LQ45 750   -3,09   -0,41%
  • ISSI 206   1,44   0,70%
  • IDX30 391   -0,88   -0,23%
  • IDXHIDIV20 470   -5,41   -1,14%
  • IDX80 109   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 113   0,06   0,05%
  • IDXQ30 128   -0,77   -0,60%

Defisit Perdagangan Indonesia-China Diproyeksikan Melebar, Ini Pemicunya


Minggu, 08 Desember 2024 / 17:26 WIB
Defisit Perdagangan Indonesia-China Diproyeksikan Melebar, Ini Pemicunya
Sejumlah mobil akan diekspor melalui transportasi rangka di terminal mobil pelabuhan Taicang di Suzhou, provinsi Jiangsu, China, 4 Juni 2024.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perlambatan ekonomi Tiongkok diprediksi akan semakin memperlebar defisit perdagangan Indonesia dengan China ke depannya. 

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin, mengatakan perlambatan ekonomi China, ditambah dengan potensi perang tarif dengan Amerika Serikat akan sangat berdampak bagi Indonesia. Hal itu akan memberikan dampak pelebaran defisit perdagangan.

"Intinya, defisit perdagangan dengan China berpotensi makin melebar di tahun-tahun mendatang," jelas Wijayanto kepada Kontan, Jumat (6/12).

Baca Juga: Dilema Hubungan Dagang Indonesia-China

Menurut Wijayanto dengan melemahnya perekonomian China kinerja ekspor Indonesia borpotensi menurun. Sementara China akan makin  memperluas pasar ekspor, termasuk ke Indonesia. Selain itu, harga komoditas berpotensi tertekan  pada tahun-tahun mendatang. 

Padahal komoditas merupakan komponen utama ekspor Indonesia ke China maupun dunia.  "Belum lagi jika kita lihat potensi semakin gencarnya produk China yang membanjiri Indonesia melalui jalur illegal," ujarnya. 

Menurut Wijayanto, ada peluang dimana produsen China akan melakukan relokasi industri untuk mengurangi dampak perang tarif. Menurut Wijiayanto hal ini menjadi peluang jangka menengah-panjang bagi Indonesia.

Selain itu, ada juga potensi di mana pemerintah China akan memberikan stimulus ekonomi untuk menjaga keberlangsungan  korporasinya.

Baca Juga: INA dan GL Capital Jajaki Perluasan Kerjasama Sektor Kesehatan Indonesia-China

Wijayanto melihat hal tersebut dapat menjadi peluang bagi Indonesia, termasuk dengan mendapatkan dana dan produk murah bagi pengembangan program-program strategis pemerintah.

"Tentunya tetap dengan proses yang teknikratis, menjunjung tinggi GCG, dan menomorsatukan aspek manfaat," ungkapnya. 

Di sisi lain, menurut Wijayanto pemerintah perlu membantu dunia usaha dengan insentif dan membuka peluang pasar baru di luar negeri. Selain itu juga perlu menjaga pasar dalam negeri dengan kebijakan tarif yang memadai, dan memberantas penyelundupan. 

Baca Juga: Indonesia & China Kerja Sama Investasi US$ 10 Miliar

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat hingga Oktober 2024, China menjadi penyumbang defisit terbesar dengan total US$ 765,6 juta pada neraca perdagangan Indonesia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×