Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hubungan ekonomi antara Indonesia dan China meningkat signifikan selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Hal ini mencakup berbagai aspek seperti perdagangan, investasi, hingga utang, menurut Ekonom Senior Bright Institute, Awalil Rizky.
Awalil menjelaskan, jika digabungkan dengan Hong Kong, dominasi China dan Hong Kong terhadap ekonomi Indonesia semakin nyata.
"Dalam hal kemitraan ini, Indonesia memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan China," ungkap Awalil dalam webinar Untung Rugi Dagang dengan China, Selasa (19/11).
Awalil menyoroti bahwa ketergantungan Indonesia pada China membuat risiko ekonomi Indonesia lebih besar.
Baca Juga: Ekonom Bright Institute Sebut Porsi Impor Nonmigas RI dari China Capai 35,60%
Sebaliknya, bagi China, Indonesia hanya salah satu mitra penting, namun tidak terlalu menentukan kondisi perekonomiannya. “Karena kita sangat bergantung dengan China,” ujarnya.
Meski demikian, Awalil melihat peluang dari hubungan ini, khususnya melalui penggunaan mata uang lokal, rupiah dan yuan. Ia menilai perdagangan dan investasi menggunakan mata uang lokal dapat mengurangi biaya dibandingkan menggunakan dolar AS.
"Maka kita lihat pada pemerintahan Prabowo ini yang menginginkan untuk masuk BRICS, salah satunya terkait dengan mata uang,” jelasnya.
Namun, Awalil mengingatkan agar Indonesia tetap berhati-hati dalam keterlibatannya dengan BRICS. Menurutnya, ketergantungan Indonesia pada China membuat masa depan ekonomi Indonesia lebih terkait dengan China daripada BRICS.
Baca Juga: Melihat Peluang Saham Komoditas Pasca Kemenangan Donald Trump, Ini Rekomendasinya
Ia juga menyoroti potensi reaksi dari negara-negara OECD, khususnya Amerika Serikat, mengingat investasi, pasar uang, dan cadangan devisa Indonesia masih sangat bergantung pada negara-negara tersebut.
“Maka apakah jika kita bergabung dengan BRICS risiko ini sudah diperhitungkan? Atau pemerintahan Prabowo ini jago berdiplomasi dengan masuk keduanya dan mengambil untung dari keduanya,” ucapnya.
Selanjutnya: Daya Beli Berpotensi Pulih, Cek Rekomendasi Saham Erajaya (ERAA)
Menarik Dibaca: 7 Aroma Parfum Sesuai Kepribadian, Aroma Woody Artinya Apa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News