Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah mengaku akan menjaga defisit anggaran di bawah angka 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk itu, penerintah akan mengandalkan penghematan belanja kementerian dan lembaga (K/L) untuk mengamankan defisit anggaran tahun ini.
Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani menyatakan, pemerintah akan menantau belanja setiap kementerian lembaga untuk bisa melakukan penghematan anggaran. Meski demikian, penghematan yang dilakukan adalah penghematan alami.
"Belanja yang bisa kita kendalikan ya dikendalikan. Yang bisa dihemat ya kami hemat. Bukan pemangkasan dan bukan pemotongan. Tidak ada yang kami potong," kata Askolani di DPR, Jakarta, Senin (19/10).
Lebih lanjut menurut Askolani, pemerintah juga meningatkan K/L untuk mengoptimalkan pagu anggaran belajanya, meski anggaran tersebut tidak akan terserap 100%. Pemerintah juga mengawasi kementerian atau lembaga untuk tidak mengalihkan anggarannya ke program-program yang tidak produktif.
"Kami tetap jaga kualitasnya, kami tidak mau K/L sembarang belanja. Harus realistis dia dan kualitas harus tetap konsisten," tambah Askolani.
Menteri Keuangan Bambang Bordjonegoro Kamis (15/1) lalu mengakui bahwa penerimaan pajak tahun ini sulit mendekati target. Bahkan, selisih penerimaan pajak dengan target pajak (shortfall) semakin melebar dari prognosis semula sebesar Rp 120 triliun.
"Untuk tahun 2015 hitungan terakhir kami penerimaan pajak mungkin shortfall sekitar Rp 130-Rp 140 triliun," kata Bambang. Di sisi lain, Bambang meyakini bahwa pihaknya bisa menjaga defisit anggaran tahun ini berada di bawah angka 2,5%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News