kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,92   -8,44   -0.91%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Debt to service ratio naik, ekonom IKS: Masih dalam angka yang wajar


Minggu, 17 Mei 2020 / 22:10 WIB
Debt to service ratio naik, ekonom IKS: Masih dalam angka yang wajar
ILUSTRASI. BI mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar US$ 389,3 miliar atau tumbuh 0,5% yoy. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/ama/18.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal I-2020 sebesar US$ 389,3 miliar atau tumbuh 0,5% yoy. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 7,8% yoy.

Selain itu, dalam laporan BI menunjukkan rasio pembayaran utang atau debt to service ratio (DSR) yang pada kuartal pertama tahun ini naik. Persentase DSR Tier 1 meningkat sebesar 27,65%. Sementara pada kuartal IV-2019 hanya 18,00%.

Ekonom Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Eric Sugandi menilai peningkatan DSR pada kuartal I-2020 ini masih dalam angka yang wajar. Ia juga melihat, bahwa peningkatan ini tak serta merta akibat wabah Covid-19.

Baca Juga: Hati-hati, beban utang luar negeri Indonesia meningkat

"Kalau dilihat data di tiap kuartal pertama dari tahun 2017 hingga 2020, memang angkanya berada di kisaran 25% - 30%. Jadi kenaikan ini masih bisa dibilang wajar," ujar Eric kepada Kontan.co.id, Minggu (17/5).

Eric pun menyoroti, bahwa DSR pada kuartal IV-2020 yang malah di luar pola. Menurutnya, ini disebabkan oleh adanya penerimaan yang besar dari current account di kuartal terakhir tahun lalu.

Lebih lanjut, semakin kecil DSR maka akan semakin baik. Untuk itu, bila ingin DSR turun, Eric mengimbau untuk meningkatkan penerimaan dari neraca transaksi berjalan. Itu berarti, penerimaan dari ekspor barang dan jasa juga mesti meningkat.

Sayangnya, ia melihat hal ini juga memiliki tantangan. Apalagi, kondisi ekspor Indonesia juga banyak dipengaruhi oleh faktor di luar Indonesia. "Ya, ekspor banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal yang bahkan berada di luar kendali pemerintah," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×