kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

DBS: Kebijakan The Fed di 2023 Tidak Seagresif Tahun Ini


Selasa, 06 Desember 2022 / 14:53 WIB
DBS: Kebijakan The Fed di 2023 Tidak Seagresif Tahun Ini
ILUSTRASI. Perekonomian tahun depan masih memiliki sisi positif meskipun dibayang-bayangi dengan ketidakpastian global.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian tahun depan masih memiliki sisi positif meskipun dibayang-bayangi dengan ketidakpastian global.

Head of Research DBS Group Maynard Arif mengatakan, tekanan eksternal di tahun depan akan jauh lebih baik jika dibandingkan di tahun ini. Hal ini lantaran, dirinya melihat bahwa kebijakan The Fed terkait suku bunga di tahun depan tidak akan seagresif di tahun ini.

"Kita melihat bahwa The Fed secara kebijakan suku bunga tahun 2023 tampaknya tidak akan seagresif tahun 2022," ujar Maynard dalam Group Interview: Menilik Kondisi Pasar dan Ekonomi Tahun 2023," Selasa (6/12).

Baca Juga: Meski Melambat, DBS Ramal Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun 2023 Tetap Capai 5%

Seperti yang diketahui, kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias Federal Reserve (The Fed) yang agresif dalam meningkatkan suku bunga acuannya yang berdampak kepada perekonomian di banyak negara. Kebijakan The Fed yan agresif tersebut dijalankan agar lonjakan inflasi di AS dapat diatasi.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, The Fed sebelumnya sudah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin sebanyak empat kali berturut-turut hingga suku bunga saat ini menjadi 3,75% hingga 4%.

Selain kebijakan The Fed yang tidak terlalu agresif di tahun depan, Maynarf menyampaikan bahwa penguatan dolar AS tampaknya tidak akan terjadi di 2023. Untuk itu, dari sisi mata uang Garuda juga akan membaik.

"Ketika inflasi naik tinggi, The Fed kan cukup agresif. Tetapi tahun 2023, mungkin inflasi akan melambat sehingga The Fed kebijakan suku bunganya tidak seagresif di tahun 2022 dan ini tentunya juga akan memberikan dampak positif terhadap market kita dan dari sisi rupiah juga akan terbantu," pungkasnya.

Sementara itu, ia memandang bahwa kebijakan pengetatan seperti lockdown tampaknya tidak akan terjadi di tahun depan sehingga masyarakat Indonesia dapat beraktivitas dengan normal sehingga ekonomi di dalam negeri bisa berputar jauh lebih baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×