kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Daya ungkit investasi bagi perekonomian melemah


Kamis, 29 Desember 2016 / 15:10 WIB
Daya ungkit investasi bagi perekonomian melemah


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan, dorongan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi terhadap pertumbuhan ekonomi kian menurun. Padahal investasi menjadi salah satu andalan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian domestik di era pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Ekonom Indef Eko Listiyanto mengatakan, hal tersebut tercermin pada rasio antara penambahan modal dengan penambahan pengeluaran atau incremental capital output ratio (ICOR) Indonesia yang terus meningkat. Namun sayangnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru semakin melambat.

Penurunan daya dorong investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri bahkan terjadi setelah tahun 2010 lalu. Saat itu, ICOR Indonesia berada di level 4,1% dan pertumbuhan ekonomi saat itu tercatat sebesar 6,4% year on year (YoY).

Setelah tahun 2010, angka ICOR Indonesia cenderung naik. Namun demikian di sisi lain, pertumbuhan cenderung melambat. Tahun 2015, ICOR Indonesia berada di level 6,78% YoY, tetapi pertumbuhan ekonomi hanya 4,79%.

"Padahal di ekonomi, salah satu pendongkrak utama dari sisi investasi. Ternyata peningkatan investasi belum cukup," kata Eko saat paparan di kantornya, Kamis (29/12).

Eko menjelaskan, menurunnya daya dorong investasi terhadap pertumbuhan ekonomi saat ini terjadi lantaran investasi yang ada, tidak memberikan daya cipta yang signifikan. Misalnya, meski investasi meningkat, tidak berdampak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan investasi yang masuk juga sebagian besarnya tidak berdampak pada perbaikan sektor industri.

"Oleh karena itu, seharusnya investasinya yang padat karya dan memiliki implikasi terhadap daya saing sumber daya manusia. Misalnya di Amerika Serikat (AS), itu yang capital intensive ke teknologi. Di Indonesia ada tetapi sedikit dan mereka sudah siapkan tenaga kerja yang expert dari negaranya," tambah Eko.

Menurunnya kesiapan teknologi dan kapasitas berinovasi juga menjadi penyebab utamalemahnya daya dorong investasi. Tah hanya itu, adanya praktik korupsi, berokrasi yang berbelit-belit, hingga adanya praktik korupsi, membuat Indonesia semakin sulit memanfaatkan investasi yang masuk untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Eko bilang, jika ICOR semakin meningkat tetapi pertumbuhan ekonomi melambat maka biaya investasi yang dikeluarkan untuk pertumbuhan menjadi lebih besar. Hal ini juga berdampak pada penurunan daya saing Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×