kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Terus Melorot


Kamis, 08 Agustus 2024 / 09:25 WIB
Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah Terus Melorot
ILUSTRASI. Konsumen berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar swalayan, Jakarta, Senin (10/6/2024). Pemerintah perlu menjaga daya beli masyarakat kelas menengah yang terus melorot.


Reporter: Dendi Siswanto, Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah perlu menjaga daya beli masyarakat kelas menengah yang terus melorot. Pasalnya, kategori masyarakat kelas ini memegang peran penting untuk menggerakkan perekonomian domestik. 

Berdasarkan Laporan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, populasi kelas menengah Indonesia pada 2023 mencapai 52 juta jiwa dan mewakili 18,8% dari total populasi. 

Pada tahun yang sama, calon kelas menengah dan kelas menengah berkontribusi 82,3% terhadap total konsumsi rumah tangga di Indonesia. 

Perinciannya, calon kelas menengah menyumbang 45,5% dan kelas menengah menyumbang 36,8%. Angka ini naik dibandingkan tahun 2014, yakni masing-masing menyumbang 41,8% dan 34,7% konsumsi.

Baca Juga: Kelas Menengah Merosot, Rasio Pajak Indonesia Terancam Makin Memburuk

Meski demikian, tren mereka mengalami perbedaan dalam lima tahun terakhir. Porsi konsumsi calon kelas menengah naik dari 42,4% pada 2018. Sebaliknya, porsi konsumsi kelas menengah turun dari 41,9% di periode sama.

Menurut LPEM, penurunan ini menunjukkan pengurangan konsumsi kelas menengah, yang mencerminkan potensi penurunan daya beli.

Selain konsumsi, kelas menengah memegang peran penting bagi penerimaan negara, dengan kontribusi 50,7% terhadap penerimaan pajak. Sementara calon kelas menengah menyumbang 34,5%.

Kepala Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman menilai, untuk menjaga daya beli kalangan menengah, pemerintah perlu melakukan reformasi struktural agar mendongkrak pertumbuhan investasi hingga dua digit. 

Baca Juga: Bukan Insentif, Kelas Menengah Lebih Butuh Lapangan Pekerjaan di Sektor Formal



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×