kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.480   0,54   0,01%
  • KOMPAS100 1.157   2,51   0,22%
  • LQ45 918   4,40   0,48%
  • ISSI 226   -0,78   -0,35%
  • IDX30 474   2,88   0,61%
  • IDXHIDIV20 571   3,56   0,63%
  • IDX80 132   0,52   0,39%
  • IDXV30 140   1,17   0,84%
  • IDXQ30 158   0,64   0,41%

Danareksa Research Institute prediksi bulan September akan deflasi lagi


Kamis, 01 Oktober 2020 / 06:05 WIB
Danareksa Research Institute prediksi bulan September akan deflasi lagi


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka inflasi bulan September 2020. Danareksa Research Institute (DRI) memprediksi indeks harga konsumen (IHK) pada September 2020 juga masih akan mengalami deflasi.

Kepala ekonom DRI Moekti P. Soejachmoen mengatakan, deflasi bulan September 2020 akan sebesar 0,01% mom, sehingga inflasi secara tahunan pada September 2020 akan sebesar 1,42% yoy.

“Ini berarti, realisasi stimulus jaring pengaman sosial dari pemerintah masih belum bisa untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga secara signifikan,” kata Moekti kepada Kontan.co.id, Rabu (30/9).

Padahal, reailsasi program jaring pengaman sosial dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) per 16 September 2020 telah mencapai Rp 134,45 triliun atau meningkat Rp 21,51 triliun dari realisasi pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: BI: Likuiditas perekonomian (M2) meningkat pada Agustus 2020

Pun demikian, pemerintah juga menambah Rp 38,11 triliun pada anggaran. Ini menunjukkan pemerintah yakin bahwa program ini mampu untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga.

Selain itu, deflasi pada bulan September 2020 juga disebabkan oleh komoditas pangan yang mengalami penurunan harga.

Menurut survei DRI, beberapa harga yang mengalami penurunan harga antara lain cabai rawit yang turun 6,01% mom, cabai merah yang turun 5,92% mom, telur ayam yang turun 5,22% mom, juga ayam yang turun 4,25% mom.

Akan tetapi, masih ada beberapa komoditas pangan yang mengalami peningkatan harga dan mengalami inflasi, sehingga menghambat laju deflasi.

“Seperti harga bawang putih yang naik 18,60% mom seiring dengan penurunan impor bawang putih, juga minyak goreng yang naik 1,37% mom karena peningkatan harga CPO,” tambah Moekti.

Moekti juga mencatat kalau deflasi yang terjadi disebabkan oleh pasar keuangan domestik yang melemah di tengah pengeluaran rumah tangga yang lemah, karnea beberapa faktor seperti meningkatnya kasus Covid-19 dan juga penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Selanjutnya: Ekonom Bank Permata memprediksi akan terjadi deflasi 0,07% mom pada September 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×