kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,20   -6,16   -0.66%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak Kenaikan Harga BBM, Apindo: Tekanan Daya Beli dan Inflasi Perlu Dimitigasi


Senin, 05 September 2022 / 13:21 WIB
Dampak Kenaikan Harga BBM, Apindo: Tekanan Daya Beli dan Inflasi Perlu Dimitigasi
ILUSTRASI. Apindo mengatakan, ada dua efek yang perlu dimitagasi dengan baik oleh pemerintah karena dampak kenaikan BBM. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter dari sebelumnya Rp 7.650 per liter. Sementara, harga Solar juga naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Ketua Komite Analisis Kebijakan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani mengatakan, ada dua efek yang perlu dimitagasi dengan baik oleh pemerintah karena dampak kenaikan harga BBM. 

Pertama, tertekannya daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi sedang dalam tren positif dan hal ini secara signifikan ditopang oleh konsumsi masyarakat. 

Sementara di Kuartal II-2022, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,44% dan diproyeksikan oleh pemerintah bisa konsisten di atas 5% secara agregat di akhir 2022.

Baca Juga: Ekonom: Bila Harga BBM Tak Naik, Anggaran Subsidi dan Kompensasi Bisa Naik Rp 198 T

"Untuk mencapai proyeksi ini, daya beli dan konsumsi masyarakat harus terjaga dengan baik," ujar Ajib kepada Kontan.co.id, Minggu (4/9).

Kedua, yang menjadi potensi masalah adalah tingkat inflasi. Ajib menjelaskan, data inflasi pada Kuartal II-2022 sebenarnya sudah cukup mengkhawatirkan dikarenakan sudah menyentuh level 4,94% yoy. 

Di sisi lain, proyeksi pemerintah, inflasi hanya di kisaran 3% secara agregat sampai akhir tahun 2022. Menurutnya, inflasi ini secara langsung akan menjadi pengurang tingkat kesejahteraan masyarakat.

"Sebuah capaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan menjadi tidak bermakna ketika inflasi juga tidak terkontrol. Karena secara substantif, tingkat kesejahteraan masyarakat tidak naik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×