kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak corona, masyarakat kelas menengah-rapuh terancam masuk rentan miskin


Minggu, 03 Mei 2020 / 15:23 WIB
Dampak corona, masyarakat kelas menengah-rapuh terancam masuk rentan miskin
ILUSTRASI. Para pekerja melintas di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Dampak Covid-19, ekonom nilai kelas menengah rapuh terancam masuk rentan miskin. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah virus corona (Covid-19) menghantam berbagai kegiatan ekonomi, yang imbasnya membuat masyarakat terdampak secara ekonomi akan adanya wabah ini. Pemerintah sendiri sudah mengucurkan jaring pengaman sosial guna mengatasi dampak wabah yang menjangkit secara global tersebut, terutama bagi warga miskin.

Namun, ada kategori masyarakat yang juga perlu diperhatikan. Apabila wabah Covid-19 berlarut tentu dampaknya mengancam ke semua level masyarakat.

Baca Juga: Ekonom Trimegah Sekuritas prediksi PDB di kuartal I capai 4,2%

Menurut Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara menuturkan terdapat potensi dari kelas menengah, terutama menengah yang rapuh menjadi rentan miskin bahkan miskin lantaran pandemi ini.

Kelompok tersebut disebut Bhima termasuk korban PHK, warga yang kesulitan akses fasilitas kesehatan, terancam krisis pangan, dan berpenghasilan harian yang hilang selama pandemi.

"Kelas menengah yang rapuh mencapai 115 juta orang, ketika terjadi bencana seperti wabah Covid-19 mudah jatuh miskin. Kelompok ini termasuk para korban PHK, mereka yang kesulitan akses fasilitas kesehatan, terancam krisis pangan, dan berpenghasilan harian yang hilang selama pandemi," jelas Bhima saat dihubungi Kontan.co.id pada Minggu (3/5).

Guna atasi hal tersebut, Bhima menyampaikan perlu ada beberapa upaya dari pemerintah. Langkah kongkrit tersebut diantaranya pemerintah perlu melakukan pergantian model Kartu Pra Kerja menjadi BLT langsung ke korban PHK, dimana data didapatkan dari perusahaan yang melakukan PHK dimana kemudian ditransfer by name by address.

Baca Juga: Survei Konsumen DRI: Optimisme konsumen turun tajam di April 2020

Bhima menambahkan perlu juga langkah lain seperti menurunkan harga BBM, adanya diskon LPG 3kg, hingga diskon tarif listrik untuk golongan 900 VA non subsidi, dan 1.300 VA.

"Terakhir memastikan harga pangan tetap stabil. Jangan sampai ada kelangkaan, misalnya gula pasir yang mulai hilang dari pasaran. Pasalnya, kontribusi fluktuasi harga pangan terhadap inflasi cukup dominan," jelas Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×